Denpasar, G-Sports : Suasana batin mantan pesepakbola asal Chili, Oscar Alejandro Aravena Loncon saat ini tengah gundah gulana usai dicabutnya status tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah sebelumnya terlebih dahulu dengan pembatalan drawing di Art Center, Denpasar, Bali, 31 Maret 2023.
Penyebabnya adalah, eks penyerang ganas PSM yang meraih gelar top skor dengan torehan 31 gol di musim 2003-2004 ini merasa kehilangan uang ratusan juta rupiah dari federasi sepakbola Ekuador (federacion ecuatoriana de futbol) selain kasihan terhadap masa depan sepakbola Indonesia.
Maklum saja, Tim Nasional (Timnas) Ekuador menjadi salah satu tim peserta pada ajang bergengsi tersebut, dan dijadwalkan akan terbang ke tanah air pada tanggal 28 Maret lalu.
Oscar sendiri bersama rekan senegaranya yang sesama eks pemain sepakbola profesional di Indonesia, Fransisco ‘Pancho’ Rotunno dipercaya sebagai media officier sekaligus translater (penerjemah) selama Yeltzin Erique dan kawan-kawan berada di Indonesia. Bahkan Oscar mengaku dibayar perbulan Rp 60 juta selama Timnas Ekuador di Indonesia.
“Saya benar-benar kaget dan pusing friend. Saya tidak tau mau bicara apa lagi dengan dibatalnya Piala Dunia U-20 ini di Indonesia. Saya tidak habis pikir dan sudah tidak mengerti lagi, kenapa bisa begini. Setelah saya dengar dari pemberitaan, saya sampai menangis.ungkapnya.
Saya merasa kasihan anak-anak pemain, kasihan generasi mereka yang harusnya bisa tampil di iven besar seperti ini.lanjut legenda berusia 45 tahun ini.
Mantan pemain Persija Jakarta ini pun mempertanyakan kepada pengambil kebijakan negeri ini, khususnya PSSI. Kapan lagi FIFA sebagai yang punya otoritas tertinggi sepakbola di dunia mau memberi kepercayaan lagi kepada Indonesia?, sedangkan kesempatan emas yang semua negara menginginkannya tidak dimanfaatkan dengan baik.
Saya yakin FIFA tidak berani lagi pilih Indonesia menjadi tuan rumah. Apalagi FIFA paling anti yang namanya mencampuri sepakbola dengan politik. Semua negara anggota FIFA pun menyadari itu.ujar Oscar yang mengawali karirnya di Indonesia bersama Persela ini.
Usai mendengar pembatalan tersebut, Oscar terus berkomunikasi dengan ofisial Timnas Ekuador dan Federasinya. Oscar menyatakan bahwa, pihak Timnas Ekuador sampai bilang di Indonesia seperti amatiran, karena mereka sudah siap untuk berangkat tapi malah mendengar dibatal.
Ya sampai dibilang begitu, amatir di Indonesia. Semua negara menginginkan, nah Indonesia malah tolak.ucap Oscar yang kini menghibur diri bermain bersama klub legenda sepakbola di Bali, Mitra Devata.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster mengawali penolakan terhadap salah satu tim peserta, yakni Timnas Israel. Orang nomor satu di Pulau Dewata ini dengan tegas menolak gelaran Drawing Piala Dunia U20 di Bali dengan mengirimkan surat ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Namun, Koster sepertinya lupa kalau FIFA punya otoritas tertinggi sepak bola dunia, yang tak ingin didikte oleh siapaun, termasuk oleh pemerintah setempat.
FIFA ini kan otoritas tertinggi sepak bola di dunia yang
memiliki statuta, aturan, dan tentu tidak boleh diintervensi oleh pemerintah, baik yang bersifat politik maupun aturan sebuah negara,” ucapnya.