KUALA LUMPUR, G-SPORTS.ID – Federasi bulutangkis dunia atau BWF (Badminton World Federation akhirnya benar-benar mengeluarkan aturan baru. Seluruh level turnamen kalender resmi BWFsepanjang tahun 2023 ini melarang atau mengharamkan penggunaan spin serve atau servis berputar.
BWF Council Committees atau Komite Dewan BWF telah menyetujui proposal untuk melarang penggunaan spin serve dan dimasukkan dalam regulasi baru BWF nantinya.
Bahkan peraturan baru tersebut berlaku sepenuhnya untuk even-eveb level Grade 1 (S-Tier) seperti World Championships, Thomas Cup, dan Uber Cup. Termasuk Sudirman Cup, Olympic Games, World Junior Championships, dan BWF World Senior Championships. Juga Level Grade 2 (A-Tier) dengan rangkaian BWF World Tour.
BWF sejatinya merespon positif para pemain yang menciptakan inovasi dalam permainan bulutangkis, salah satunya spoin serve. Sebagai bagian dari eksperimen mereka yang sifatnya teknikal agar kompetitif di lapangan,ujar Presiden BWF, Poul-Erik Høyer Larsen.
Akan tetapi, kami telah menerima banyak masukan dan saran dari beberapa pihak dan komunitas bulu tangkis, termasuk Komisi Atlet BWF. Mereka menyatakan bahwa spin serve hanya akan berdampak negatif pada permainan bulutangkis. Mereka meminta pelarangna penggunaan spin serve, ujar legenda tunggal putra Denmark era 1985-2000 tersebut.
Menariknya praktek spin serve justru terpanatu pertamakali pada turnamen dengan grade terendah yang diikuit pemain-pemain berperingkat diluar 50-60 besar dunia. Yakni pada even sekelas international challenge, ORLEN Polish Open 2023, tanggal 22-26 Mret 2023, di Tarnow, Polandia.
Pelarangan tersebut mengikat bagi 194 anggota BWF. Termasuk di lima badan bultangkis level regional atau konfederasi. Yakni Badminton Asia Confederation (BAC), Badminton Europe (BE), Badminton Pan Am (BPA/Amerika), Badminton Confederation Africa (BCA), dan Badminton Oceania (BO).
Kami juga telah mengamati dan menganalisa secara mendalam, bahwa spin serve (servis berputar) tersebut memiliki banyak karakteristik yang mirip dengan ‘servis Sidek’, yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, panel ahli BWF merekomendasikan melarang spin serve, imbuh peraih medali emas tunggal putra Olimpiade Atlanta 1996 (AS) itu.
Servis sidek sendiri merupakan servis yang dilakukan oleh pemain dengan mengiris bulu pada shuttle cock. Teknik servis itu menimbulkan kehebohan pada awal 1980-an. Hingga akhirnya tidak lagi digunakan alis dilarang.
BWF mengimbau pada para pemain untuk tidak menggunakan spin serve. Jika dilakukan, wasit akan menganggapnya sebagai kesalahan atau technical service faults. Pemain harus melakukan serve normal tanpa menambah putaran, tegas juara tunggal putr turnamen akbar All England 1995 dan 1996 tersebut.
Larangan penggunaan spin serve bahkan sudah mulai diujicobakan dengan pengawasan ketat dari BWF Council Committees sepanjang bulan April, Mei, dan Juni 2023.
Dalam turnamen-turnamen level Grade 1 (S-Tier) dan Grade 2 (A-Tier). Seperti Madrid Spain Masters 2023, Khiladix.com Dubai Badminton Asia Championships 2023, YONEX Luxembourg Open 2023, dan bahkan SEA Games 2023 Kamboja.
Juga even-even VICTOR Swedish Open 2023, TotalEnergies BWF Sudirman Cup Finals 2023, dan PERODUA Malaysia Masters 2023. Bahkan saat ini BWF juga memantau even BWF Tour Super 500, Toyota Gazoo Racing Thailand Open 2023, 30 Mei-04 Juni 2023, di Indoor Stadium Huamark in Bangkok, Thailand.
SERVIS NORMAL : BWF Council Committees atau Komite Dewan BWF (Badminton World Federation) mengimbau pemain melakukan serve normal tanpa ada putaran pada suttle cock. (foto : Dok. bwfbadminton.com)