BANDUNG, G-SPORTS.ID – 36 Perkumpulan Sepakbola (Ps) eks anggota sekaligus pendiri Persib Bandung, bersama -sama menelurkan tiga opsi penting usai pertemuan dengan PSSI Kota Bandung di Sekretariat Askot PSSI Jalan Gurame No 2 Bandung, Selasa petang, 9 Januari 2024.
Ketiga opsi yang disepakati tersebut diantaranya, menolak dengan tegas dan siap menempuh jalur hukum terkait perubahan Hari Lahir Persib yang dilakukan Tim Sejarah Universitas Pajajaran (UNPAD).
Mengkaji kembali proses peralihan status amatir Persib ke non amatir dalam hal ini PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) serta mengupayakan agar pembinaan dapat kembali dikelola oleh 36 Ps khususnya U-18 ke bawah.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut hasil pertemuan antara PSSI Kota Bandung yang mewakili ke-36 Ps bersama PT PBB dan Tim Sejarah UNPAD di Four Points by Sheraton Jalan Ir H, Juanda, Kamis 4 Januari 2024.
Selain 36 Ps, pertemuan tersebut dihadiri langsung, Ketua Umum PSSI Kota Bandung, H. Yoko Anggasurya. Wakil Ketua Umum PSSI Kota Bandung, Budhi Agung, Sekjen PSSI Kota Bandung, H. Laga Sudarmadi, Komite Executive (Exco), Zainal Insan dan Tokoh Sepakbola sekaigus pemilik Ps IPI 1948, H. Taufik Faturahman.
Juru bicara PSSI Kota Bandung, Budhi Agung menjelaskan, dalam pertemuan tersebut tidak hanya mempersoalkan masalah Hari Lahir Persib. Dalam pertemuan yang berlangsung sejak pukul 16:00 WIB itu, banyak hal yang dibahas hingga akhirnya menelurkan tiga opsi.
“Pada intinya, pertemuan dengan ke-36 Ps itu untuk melaporkan hasil diskusi dengan PT PBB dan Tim Sejarah itu, kami pun menampung berbagai aspirasi seperti apa keinginan dan harapan para pemilik Ps, alhamdulilah semua Ps merespon pertemuan tersebut dan kami siap untuk mengakomodir apa yang menjadi harapa mereka,” kata Budhi Agung sekaligus sebagai juru bicara PSSI Kota Bandung usai pertemuan.
Menurut Budhi Agung, tiga opsi disepakati untuk menuntaskan semua persoalan yang akhir-akhir ini terjadi bukan hanya masalah hari lahir Persib tetapi menyangkut hak-hak bagi 36 Ps terutama yang telah disepakati dalam tiga opsi di atas.
“Penuntasan permasalahannya kita bisa melalui musyawarah atau jalur lain dengan PT PBB dan semua itu akan kami tuangkan dalam sebuah lampiran yang nantinya ditanda tangani oleh semua pemilik Ps untuk diserahkan kepada PT PBB,” kata Budhi Agung menjelaskan.
Disisi lain, pemilik Ps Produta Maung Bandung, Denny Susanto mendukung penuh ketiga opsi yang diapungkan dalam pertemuan itu. Menurut Denny, memang sudah saatnya klub-klub yang dulu sebagai penopang dan pendiri Persib Bandung menolak perubahan hari lahir Persib karena ke depannya akan sangat merugikan.
“Terutama masalah saham kepemilikan dimana awalnya ada persentasenya tetapi makin kesini tidak jelas kelanjutannya. Mengenai perubahan tanggal lahir jelas sangat bertentangan dengan kesejarahannya, tidak bisa begitu saja merubahnya, dan soal pembinaan memang harus jelas reward and punishmentnya buat klub seperti apa dan bagaimana untuk klub,” kata Denny Susanto membeberkan.
Denny Susanto pun mencontohkan kasus Abdul Aziz yang kini menjadi bagian dari skuat Persib. Sebab, Abdul Aziz berawal sebagai anak didik dan binaan Pro Duta Maung Bandung. Akan tetapi, secara tiba-tiba sudah berada dalam genggaman Persib.
“Nah, kasus seperti bagaimana, Abdul Aziz itu kan binaan SSB kami, tetapi tiba-tiba saja sudah menjadi pemain Persib, bagaimana prosesnya tak ada basa-basi dengan kita, padahal kalau bicara secara profesional klub berhak mendapatkan reward dari itu,” kata Denny menegaskan. ***