DOHA, G-SPORTS.ID – Tim Indonesia U-23 harus menelan pil pahit dan gagal melaju ke babak grand final AFC U-23 Asian Cup Qatar 2024. Usai diluar dugaan takluk 0-2 di tangan tim kuat Uzbekistan U-23, Senin (29/04/2024) malam lalu.
Dua gol kemenangan negara pecahan Uni Sovyet tersebut, masing-masing lahir lewat Khusayin Norchaev (68′) dan gol bunuh diri bek kiri Garuda Muda, Pratama Arhan Alif Rifai (86′). Dalam pertandingan di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha yang ditatap 8.792 orang penonton, mayoritas pendukung Tim Merah Putih.
Meski kalah dalam ball possession 38,4 persen berbanding 61,6 persen, bukan berarti Justin Quincy Hubner dan kawan-kawang tanpa perlawanan. Bahkan di 30 menit terakhir, tim besutan pelatih Shin Tae-yong mulai mampu keluar dari tekanan lawan.
Bukan perkara mudah bagi skuat Uzbekistan U-23 untuk bisa mengatasi perlawanan Indonesia U-23. Tim asal di negara kawasan Asia Tengah berpenduduk 35,65 juta orang itu, dipaksa harus susah payah sepanjang 90 menit usia laga. Termasuk ekstra time 10 menit pada babak pertama dan 16 menit di babak kedua.
“Ini ada gim kedua yang penting, yang memastikan kita lolos Olimpiade dari tempat ketiga. Kita mau nyerah atau fight back? Mau nyerah atau fight back?,” tanya Ketua Umum PSSI, Erick Thohir kepada pemain di ruang ganti usai laga.
Pertanyaan Erick Thohir itu pun dijawab dengan tegas dan kompak oleh para pemain Timnas Indonesia U-23. Mereka dengan semangat jawaban fight back.
Tanpa juga menafikkan, bahwa perfoma Uzbekistan U-23, baik secara tim maupun individual cukup mumpuni. Mendominasi jalannya pertandingan. Menciptakan banyak peluang emas cetak gol dan lebih matang bermain. Mereka layak lolos ke babak final dan merebut tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Hanya saja kemenangan tim negara yang luasnya 448.978 km2 (hampir seluas Pulau Sumatera 473.481 km2) itu. Juga tak lepas dari anjlog-nya mentalitas sebagian besar para pemain Indonesia U-23.
Akibat faktor non-teknis “ketidakbersahabatnya” para pengadil, Baik wasit yang bertugas di lapangan maupun di VAR room (video assistant referee). Wasit Shen Yin-hao China), wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand), dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria).
Setidaknya eda empat momen krusial yang memancing protes para pemain dan ofisial Indonesia U-23. Termasuk pelatih Tae-Yong Shin yang dihadiahi kartu kuning oleh wasit Shen Yin-hao asal Shanghai, China pada menit ke-58. Karena melayangkan protes keras terhadap asisten wasit-1 asal China, Guo Jing-tao.
Momen pertama, menit ke-25 babak pertama. Witan Sulaeman dilanggar pemain lawan, Abdukodir Khikmatovich Khusanov. Tipis menyentuh garis area dalam kotak penalti Uzbeksitan U-23.
Namun dua kemudian atau menit 27 dinyatakan wasit Shen Yin-hao (China) bukan penalty. Setelah dia berdiskusi dengan wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand) dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria)
Momen kedua, menit ke- 41, kaki kanan Marselino Ferdinan Philipus dilanggar (diinjak) pemain lawan, Abdukodir Khikmatovich Khusanov. Tipis diluar garis area kotak penalti Uzbeksitan U-23. Lagi-lagi Namun wasit Shen Yin-hao (China) bergeming dan menganggap bukan pelanggaran
Momen ketiga, menit ke-60 gol Muhammad Ferarri dianulir atau dibatalkan oleh wasit Shen Yin-hao (China). Empat menit berselang atau menit ke-64, justru menganulir gol dan menilai offiside. Usai dia berdiskusi dengan wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand) dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria)
Momen keempat, menit ke-81 kaki Rizky Ridho Ramadhani menandang bola dan talk sengaja menyentuh selangkangan kapten tim Uzbekistan U-23, Jasurbek Jaloliddinov. Wasit Shen Yin-hao (China) talk merespon, karena dianggapi fifty-fifty perebutan bola.
Namun selang dua menit atau menit ke- 83, Rizky Ridho justru diganjar kartu merah. Karena dinilai sengaja menendang selangkangan Jasurbek Jaloliddinov. Keputusan itu juga diambil Shen Yin-hao, setelah berdiskusi dengan wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand) dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria).
“Masih ada asa untuk perebutan juara ketiga Piala Asia U-23 2024. Timnas Indonesia U-23 masih harus berjuang di satu pertandingan lagi. Tiket lolos Olimpiade 2024 di depan mata, kita harus fokus dan Garuda Muda harus tetap fight,” imbuh Erick Thohir. (**Noval Lutfianto)
Kontroversial Shen Yin-Hao dan Sivakorn Pu-udom
Menit 25 : Witan Sulaeman dilanggar pemain lawan, Abdukodir Khikmatovich Khusanov tipis menyentuh garis area dalam kotak penalti Uzbeksitan U-23. Namun menit 27 dinyatakan wasit Shen Yin-hao (China) bukan penalti, setelah berdiskusi dengan wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand) dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria)
Menit 41 : Kaki kanan Marselino Ferdinan Philipus dilanggar (diinjak) pemain lawan, Abdukodir Khikmatovich Khusanov. Tipis diluar garis area kotak penalti Uzbeksitan U-23. Lagi-lagi Namun wasit Shen Yin-hao (China) bergeming dan menganggap bukan pelanggaran
Menit 60 : Gol Muhammad Ferarri dianulir atau dibatalkan oleh wasit Shen Yin-hao (China). Empat menit berselang atau menit ke-64, justru menganulir gol dan menilai offiside. Usai dia berdiskusi dengan wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand) dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria)
Menit 81 : Kaki Rizky Ridho Ramadhani menandang bola dan talk sengaja menyentuh selangkangan kapten tim Uzbekistan U-23, Jasurbek Jaloliddinov. Wasit Shen Yin-hao (China) tak merespon, karena dianggapi fifty-fifty perebutan bola.
Namun selang dua menit atau menit ke- 83, Rizky Ridho justru diganjar kartu merah. Karena dinilai sengaja menendang selangkangan Jasurbek Jaloliddinov. Keputusan itu juga diambil Shen Yin-hao, setelah berdiskusi dengan wasit VAR (video assistant referee) Sivakorn Pu-udom (Thailand) dan asisten wasit VAR Hanna Hattab (Syria)