BANDUNG, G-SPORTS.ID – Jawa Barat kian serius mempersiapkan Kontingen PON XXI/2024 di Aceh dan Sumut. Salah satu keseriusannya menerbangkan para atlet unggulan ke Korea Selatan (Korsel) untuk menjalani Training Camp (TC) dari mulai latihan, sparing partner sampai peningkatan fisik.
Total yang diberangkatkan ke Negeri Ginseng itu, sebanyak 148 atlet dari 7 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Pesta Olahraga Nasional Empat Tahunan itu (Panahan, Panjat Tebing, Judo, Gulat, Tinju, Anggar, da Taekwondo). Selama di Korsel seluruh atlet akan ditampung di Gyeosambungbuk-Do, salah satu provinsi di Korsel.
Sebanyak 33 atlet cabang olahraga Panahan dan Panjat Tebih sudah lebih dulu diberangkatkan. Sisanya, 115 dari 5 cabang olahraga lainnya, secara resmi baru saja dilepas Pejabat Gubernur Jawa Barat (Pj), Bey Machmudin di Gedung Sate, Jumat (5/7/2024). untuk Jabar Hattrick di PON XXI Sumatera Utara-Aceh 2024 tersebut berlangsung di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/7/2024).
Seluruh atlet dari 7 cabang olahraga tersebut akan berada di Korsel selama 45 hari. Mereka akan kembali pada akhir Agustus 2024 sebelum masing-masing cabang olahraga diberangkatkan ke Aceh dan Sumut.
“Secara resmi, kami lepas para atlet ke Korsel untuk menjalani TC. Harapan kami, para tlet Jabar yang berlatih di Korea Selatan dapat mengasah kapasitas dan kapabilitas. Dengan begitu, target Jabar Hattrick pada PON XXI Sumatera Utara-Aceh bisa terwujud,” ujar Bey mengungkapkan sesaat setelah pelepasan.
Lima cabang olahraga yang berkesempatan dilepas Pj Gubernur, diantaranya Judo, Taekwondo, Gulat, Anggar, Panjat Tebing dan Panahan.Menurut Bey, pelepasan tersebut sebagai upaya ikhtiar dan dukungan Pemprov Jabar dalam mengejar target Jabar mewujudkan Hattrick pada PON XXI/2024.
“Pemusatan latihan di Korea Selatan dapat menjadi momentum untuk meraih prestasi yang lebih tinggi di tingkat Asia Tenggara bahkan Asia. Kami ingin lebih dari itu setelah PON dimana tingkatannya lebih tinggi lagi yaitu ke kejuaraan Asia Tenggara dan Asia. Jadi kita jangan hanya mengejar target nasional, tapi lebih ke atas lagi,” kata Bey menuturkan.
Bey pun berpesan, seluruh atlet bersungguh-sungguh salama menjalani TC dan berlatih sehingga untuk meraih hasil yang maksimal.
“Dari informasi yang saya peroleh, sistem Latihan di Korea Selatan cukup keras karena tingkat kedisplinannya yang keras. Jangan jauh-jauh, contohnya pelatih Timnas kita Shin Tae-yong, ia sangat disiplin, sangat keras, kualitas makanan diperhatikan, latihan juga begitu sehingga menghasilkan kita meniru cara mereka,” kata Bey menambahkan.
Jadi, katanya, para pelatih yang ikut serta diharapkan bisa mengadopsi program yang sama. Memang, katanya lagi dari sisi anggaran dipastikan akan meningkat karena harus menyesuaikan.
“Tetapi, jika untuk masa depan atlet-atlet kita kenapa tidak karena tujuannya agar bisa berbicara banyak di tingkat yang lebih tinggi,” ujar Bey memungkasi.
Sementara itu Ketua Umum KONI Jabar M Budiana yang ikut menghadiri pelepasan atlet ke Korsel, mengungkapkan, program TC yang dilaksanakan itu merupakan sebuah implementasi kerja sama Government to Government (G to G) yang sudah dijalin antara Pemprov Jawa Barat dengan Provinsi Gyeongsangbuk-Do sejak 2010 lalu.
“Dengan Korea Selatan kebetulan programnya kita sama-sama mengetahui yaituG to G antara Pemprov Jawa Barat dengan Gyeongsangbuk, sedangkan dengan yang lain tidak atau belum ada program yang namanya G to G, sehingga wajar apabila program TC atlet – atlet PON ita mendapat atensi lebih dari Pak Pj (Gubernur),” kata Budiana memungkasi. (**Arif NK)