JAKARTA – G-SPORTS.ID – Laga yang telah dinantikan publik sepak bola Indonesia sudah di depan mata. Besok atau Kamis (5/9/2024), Timnas Indonesia akan menghadapi Timnas Arab Saudi. Laga tandang Timnas Indonesia lawan Arab Saudi merupakan pertandingan pertama dari Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pertandingan Merselino Ferdinan dan kawan-kawan menghadapi Arab Saudi dapat disaksikan pada Jumat (6/9/2024) pukul 01.00 WIB. Setelah menghadapi Arab Saudi, Timnas Indonesia akan kembali ke Tanah Air untuk menjamu Timnas Australia, pada 10 September 2024 nanti, dalam laga kedua Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Saat ini, Timnas Indonesia sudah berada di Jeddah. Tim asuhan Shin Tae-yong melakukan persiapan dengan berlatih. Publik sepak bola di Tanah Air tentu berharap hasil maksimal dapat diraih Tim Garuda dalam laga menghadapi Arab Saudi meski tentu peluang untuk meraih kemenangan akan sangat tipis.
Meski peluangnya memang tipis, tapi semangat untuk bertarung tetap menyala. Harus diakui bahwa atsmosfer sepak bola Indonesia belakangan ini terasa positif dan itu diwakili oleh wajah Timnas Indonesia saat ini.
Berhasil lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ini sudah merupakan pencapaian tersendiri. Timnas Indonesia juga sukses di level usia muda, di antaranya juara Piala AFF 2024 U-19 pada akhir Juli lalu di bawah asuhan Indra Sjafri.
Sebelumnya, TImnas U-23 Indonesia juga untuk kali pertama berhasil lolos ke semifinal Piala Asia U-23 pada April 2024 lalu. Meski tidak juara, namun itu menjadi pencapaian yang istimewa. Itu dari segi prestasi pencapaian tim, sedangkan dari aspek lainnya, Indonesia memperlihatkan mampu menjadi tuan rumah ajang besar dunia pada tahun 2023 lalu, yaitu Piala Dunia U-17.
Semua itu adalah momen yang menjadi kabar baik bagi sepak bola Indonesia. Namun demikian, dari semua pencapaian tersebut tentu saja ada sejumlah persoalan yang mengiringinya. Seperti naturalisasi, pembinaan usia muda, serta kompetisi liga yang baru bergulir.
G-Sports.id berkesempatan mewawancarai Gede Widade terkait perkembangan yang tengah terasa di sepak bola Indonesia saat ini, tentang dinamika yang berkembang, termasuk juga harapan kepada Tim Garuda senior besok yang akan tampil menghadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Semua yang terjadi belakangan ini, mulai dari sukses pencapaian Timnas Indonesia hingga isu yang menyertainya, di mata Gede Widiade adalah hal yang wajar terjadi.
Gede Widiade menilai Itu merupakan dinamika bahwa denyut sepak bola Indonesia semakin kencang. “Ini juga menandai betapa besar dan pedulinya perhatian publik sepak bola Indonesia terhadap sepak bola mereka, khususnya Timnas Indonesia,” kata Gede Widiade.
Pria yang pernah membawa Persija Jakarta juara Liga 1 pada 2018 silam dan kini aktif dalam pembinaan usia muda menyatakan bahwa pencapaian sepak bola Indonesia saat ini menunjukkan hasil yang menggembirakan meski tentu, menurutnya tidak hanya sampai di sini.
Gede Widiade yang merupakan Chairman PSF Group yang juga pernah menjabat sebagai Manajer Timnas Indonesia usia dini (U-20 dan U-23) pada 2015 silam, melihat bahwa sepak bola Indonesia dalam proses ke arah yang lebih baik di bawah PSSI kepemimpinan Erick Thohir.
Namun demikian, Gede Widiade juga mengingatkan untuk tidak menutup mata terhadap dinamika yang berkembang karena semua itu muncul dari rasa yang sama yaitu kecintaan terhadap sepak bola Tanah Air, kecintaan terhadap TImnas Indonesia.
Berikut ini petikan wawancara G-Sports.id dengan Gede Widiade:
Timnas Indonesia akan tampil dalam kualifikasi Piala Dunia zona Asia besok (5 September 2024), bagaimana Anda melihat peluang Timnas Indonesia di kualifikasi ini?
Kita harus melihat tiga aspek. Pertama adalah aspek pemain, sekarang kita punya pemain yang relatif lebih bagus. Kita memiliki pemain lokal yang bagus dan kita juga memiliki pemain naturalisasi yang bagus.
Aspek yang kedua, kita punya pelatih yang sangat bagus, Shin Tae-yong, kita tidak perlu ikut-ikutan soal kontroversi mengenai pelatih. Yang pasti, apa yang dilakukan Shin Tae-yong terhadap sepak bola indonesia ada nilai positifnya dan itu sangat bisa dinilai.
Ketiga kita punya Erick Thohir, seorang pemimpin di federasi yang memiliki kepedulian, cancut taliwondo, sudah all out untuk memajukan sepak bola indonesia.
Ketiga hal itu sangat penting. Jadi, kita telah memiliki pemain yang cukup komplet, pelatih yang bagus, dan pemimpin yang mumpuni. Lalu, terakhir adalah suporter yang gila. Kita tinggal berharap, memberikan dukungan penuh agar hasil yang terbaik, apapun hasilnya.
Indonesia satu grup dengan tim-tim besar seperti Arab Saudi dan Jepang. Menurut Anda, sikap masyarakat Indonesia terkait hasilnya nanti, lalu proses kualifikasi yang panjang terkait hasilnya di masa depan, lolos atau tidaknya ke Piala Dunia 2026….
Indonesia saat ini punya pemain yang cukup komplet, pelatih yang bagus, punya pemimpin federasi yang mumpuni, dan supoter yang fanatik. Jadi tidak ada alasan untuk tidak bertempur habis-habisan.
Kalau kita berhasil, apa yang dilakukan federasi dan pelatih sudah sangat bagus. Namun kalau gagal, kita memang tertinggal dari negara lain. Kita harus instrospeksi apa yang harus dilakukan untuk menyamai atau melebihi dari negara yang mengalahkan kita.
Mudah saja. Orang kalah lari itu kalah di menit, berarti kalau untuk menyamai atau melebihi pelari, harus berlatih, lebih kras dan giat lai”, kan gitu.
Sepak bola tinggal lihat. Kalau kita kalah, kalah di mananya, apakah itu kalah dalam team work, skill individu. Sangat kelihatan sekali. Semua parameter bisa dihitung dan bisa untuk diperbaiki.
Sepak bola matematis. Jika memiliki 11 pemain bagus semuanya pasti akan mudah mengalahkan tim manapun.
Menurut Anda, apa makna dari pencapaian Timnas Indonesia saat ini, khususnya pencapain dari Timnas U-19 dan U-23?
Ini menunjukkan bahwa pembinaan usia dini cukup bagus. Jadi, bahwa apa yang dicanangkan oleh PSSI untuk melakukan pembianaan di sektor grassroot sudah berhasil. Tapi, juga perlu dicermati, kalau saya pribadi menginginkan bahwa komposisi antara pemain yang berdarah Indonesia, yang berdomisili di Indonesia lebih diprioritaskan.
Naturalisasi dan pemain lokal akan menjadi pembahasan yang terus terjadi tampaknya….
Kalau Timnas Indonesia senior semakin banyak naturalisasi, itu menunjukkan bahwa kualtias pembinaan di Indonesia tidak cukup bagus. Biarpun, siapapun yang sudah berpaspor Indonesia mempunyai harapan, mempunyai hak untuk membela Indonesia.
Sejumlah naturalisasi mengindikasikan belum maksimalnya program jenjang karier bagi para pemain usia dini….
Akan lebih bagus apabila pembinaan usia dini dilakukan secara maksimal agar ketergantungan terhadap pemain yang berasal dari naturalisasi itu tidak terlalu besar.
Bayangkan, kalau pembinaan usia dini gagal, lalu penggunaan naturalisasi itu mayoritas, berarti anak-anak Indonesia potensi atau kesempatan membela negara menjadi berkurang. Biarpun secara yuridis keabsahan mengenai tim itu tidak berkurang.
Semua harus mengoptimalkan pembinaan usia dini karena dari 275 rakyat Indonesia, setidaknya ada 30 persen yang bisa masuk. Dan, itu baru bisa terjadi jika kita memiliki program yang sangat bagus terkait jenjang karier para pemain muda.
Short cut langkah pintas yang diambil, terhadap kegagalan pembinaan, ya dengan cara naturalisasi.
Dengan demikian, naturalisasi saat ini dapat dikatakan bahwa pembinaan sepak bola kita di usia dini gagal?
Jangan dikatakan gagal. Naturalisasi adalah salah satu indikasi, bahwa pembinaan usia dini di Indonesia belum maksimal.
Kalau ketergantungan akan pemain naturaliasi semakin besar, khususnya berimbas kepada anak-anak ini terus berlanjut pada suatu hari nanti, baru bisa dikatakan gagal. Karena itu akan menutup peluang, bukan lagi menghambat.
Tanpa dihambat oleh naturalisasi karena pembinaan usia dini itu tidak bagus, ya tetap hasilnya tidak bagus. Berarti ketergantungan akan pemain-pemain naturalisasi sangat tinggi.
Dengan demikian pula, pelatih-pelatih untuk anak-anak Indonesia harusnya punya rasa malu, kalau memang naturaliasi itu menjadi satu-satunya tolak ukur mengenai kualtias tim Indonesia.
Naturalisasi itu seperti pesan bahwa fisik pemain yang berdarah Eropa memang sudah lebih unggul dibandingkan dengan Asia….
Thailand juga Asean, Malaysia Asean, Lalu ada negara Afrika yang juga tidak lebih bagus. Tapi, mengapa mereka bisa berkiprah di dunia Internasional. Dulu mereka, seperti Jepang, berkiblat sama kita.
Kalau menurut saya, talenta rakyat Indonesia itu sangat banyak. Saya lihat lingkup kecil saja. Bahwa tim yang kami bina di PSF Academy pada saat ikut turnamen, di negara yang menurut kami levelnya sama dengan Indonesia, kita bisa juara.
Diikuti oleh puluhan negara, tapi jangan juga dinaifkan bahwa kita saat mengirimkan tim U-20 ke Thailand, kita juga bisa mengimbangi mereka biarpun kita kalah di final.
Berarti apa? Talenta-talenta Indonesia kalau dibina secara baik, bagus, kontinue, konsisten, dan jadi skala prioritas, kita tidak kalah dengan Malaysia, Singapura, Thailand, mungkin Jepang juga.
Jadi, naturalisasi itu bagus, apabila memang ada talenta naturalisasi yang sangat bagus dan bisa menjadi amunisi tambahan di tim lokal, kenapa tidak.
Apa yang menurut Anda perlu dilakukan untuk membuat sepak bola Indonesia semakin bagus, baik itu dari kompetisi lokal yang kemudian bermuara kepada Timnas Indonesia?
Lakukan penciptaan kompetisi-kompetisi yang sangat berjenjang dan sangat banyak. Di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Agar secara rutin, itu anak-anak dapat dinilai. Setiap tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, satu tahun.
Kompetisi adalah kawah candradimuka pemain-pemain Indonesia. Makin banyak kompetisi, makin terasah talenta mereka. Jadi, PSSI juga tidak dapat disalahkan 100 persen, karena pembinaan ada di SSB dan di Klub, dan orangtua.
Tapi, PSSI memiliki kontribusi kesalahan apabila kompetisi yang diciptakan kurang mencukupi. tapi kalau PSSI sudah menciptakan kawahcandradimuka berupa kompetisi-kompetisi berjenjang, dan klub, ssb maupun akademi tidak mengikuti, ya kualtiasnya akan sangat minim.
Apa saja poin yang bisa membuat sepak bola Indonesia semakin baik?
Insfrastruktur harus memadai, pelatih yang kualitisnya harus diperhatikan, lalu ciptakan jumlah kompetisi yang sangat memadai dengan jumlah pemain dan pelatih yang ada di indonesia secara berjenjang, kota provinsi, dan nasional.
Dengan demikian, PSSI akan sangat mudah mencari talenta-talenta yang unggul untuk dijadikan pemain-pemain di tingkat nasional.
Dengan tiga hal itu pula, klub-klub lokal akan memiliki potensi yang lebih untuk memilih pemain-pemain lokal, karena apa? insfrastruktur ada, pelatih bagus, kompetisi ada.
Pemerintah melalui menteri pendidikan dan Kemenpora, mempunyai juga turnamen maupun kompetisi yang dilakukan untuk usia-usia muda. Dari kejuaraan Liga Santri contohnya, itu merupakan sarana, kawah candradimuka, untuk menelurkan talenta-talenta muda indonesia, untuk ke jenjang lebih lanjut.
Dengan semua itu akan lebih mudah PSSI maupun klub untuk melihat potensi yang ada di lokal.
Sepak bola menjadi salah satu napas dalam kehidupan Anda, sejumlah prestasi di tingkat klub seperti di Persija pada 2018 silam, lalu perhatian terhadap generasi muda sepak bola Indonesia juga membuat Anda dikenal sebagai salah satu yang memiliki dedikasi di sepak bola Tanah Air. Apa yang paling Anda inginkan dari sepak bola Indonesia di masa depan?
Agar pembinaan usia dini itu mendapat perhatian khusus dari kita semua, terutama PSSI. Karena apa, pembinaan usia dini itu fundamental dari penerbitan talenta-talenta untuk dibutuhkan oleh klub-klub amatir, profesional, maupun timnas.
Yang kedua, semoga orang-orang yang ada di dalam federasi, maupun operator yang ditunjuk oleh federasi mempunyai kepedulian terhadap pembinaan sepak bola usia dini maupun yang amatir. Itu yang paling saya harapkan.
Dengan semua itu, minimal arah sepak bola Indonesia ini sudah pasti. Bagaimana kalau masyarakat (football family) sudah tidak percaya dengan federasi, itu kan repot.
PSSI sekarang sudah memperlihatkan kerja mereka. Usia-usia tertentu telah membuahkan hasil, dan ini merupakna kerja keras. Itu tidak bisa kita nafikkan, tapi juga kita tidak bisa diam.
Tentu masih banyak kekurangan. Kita tidak minta sempurna, tapi progresnya harus pasti. Agar orang-orang yang membina, di level paling bawah, itu tidak merasa terabaikan.
Karena banyak orang-orang yang punya keinginan punya kemauan untuk melakukan pembinaan yang kuat di pedesaan, di kota-kota kecil, ini yang suka rela melatih anak-anak kecil, anak-anak muda, yang secara langsung maupun tidak langsung, bisa mensuport, kebutuhan-kebutuhan amatir, profesional, maupun timnas. dan mereka tidak termonitor.
Mereka itu memiliki panggilan jiwa. Dengan melakukan pelatihan-pelatihan bagi pelatih, lalu melakukan pelatihan terhadap wasit, terhadap infrastruktur pertandingan, itu saya akan sangat membantu.
Kompetisi liga seperti Liga 1 sudah bergulir dengan sejumlah atribute perkembangannya…
PSSI dengan Ketua Umum Erick Thorir telah mencoba menggulirkan liga 1 yang sangat ketat, biarpun semua belum sempurna. VAR semua sudah mulai dirintis. Jadi, ini progres yang harus dihargai, progres yang harus disuport. Jangan semua dinilai hasilnya saja, jadi semua butuh proses.
Dan, seorang Erik Thorir tidak bisa sendirian tapi butuh bantuan orang-orang yang ada di dalam federasi maupun di luar federasi.
Apa yang Anda harapkan dari peran pemain asing di kompetisi liga?
Saya harapkan pemain asing ini ke indonesia bisa memberikan kontribusi positif mengenai attitude dan skill, jadi bukan hanya cari makan. Bukan hanya mendulang nasi di Indonesia tapi bisa memberikan kontribusi, transfer knowledge dan attitude.
Yang kedua, agar pemain Idonesia juga melihat, sisi positif dari pemain-peman asing, attitude dan skillnya, yang jangka pendek maupun jangka panjang, saya berharap, dapat meningkatkan kualtias, dari pemain-pemain lokal.
Terkait isu soal pricing pemain asing dan lokal, harus disikapi dengan bagaimana?
Orang indonesia melihat hal itu, berhak mendapatkan penghasilan sebesar-besarnya. Tapi harus ada relevansinya dengan kemampuan. Jadi pemain lokal juga harus mawas diri. Kenapa regulasi 8 pemain asing ini disetujui PSSI, menurut saya juga untuk membatasi agar euforia gaji tinggi pemain lokal terkontrol.
Jadi juga harus dipahami, ini harus saya sampaikan, itu merupakna salah satu pemikiran, salah satu alasan pemikiran kenapa pemain asing di Indonesia itu diminta 8. (Rakha Alkarimi).
satu Respon
Muchas gracias. ?Como puedo iniciar sesion?