JAKARTA – G.SPORTS.ID – Manchester United berhasil meraih kemenangan di laga pertama setelah pemecatan Erik ten Hag. Tim Setan Merah menang 5-2 atas Leicester City dalam laga putaran keempat Piala Liga Inggris 2024-2025, Kamis (31/10/2024) dini hari WIB. Kemenangan tersebut sekaligus merupakan laga pertama Manchester United di bawah asuhan pelatih sementara, Ruud van Nistelrooy.
Lima gol Manchester United dalam laga kandang di Stadion Old Trafford masing-masing diciptakan Carlos Casemiro (menit ke-15 dan 39), Alejandro Garnacho (menit ke-28), dan Bruno Fernandes (menit ke-36 dan 59). Keemenangan ini menjadi awal yang bagus sekaligus pesan untuk calon pelatih baru Manchester United: Ruben Amorin.
Saat ini, proses menjadikan Ruben Amorin sebagai pelatih dalam proses karena sang pelatih masih berstatus pelatih Sporting CP. Kemungkinan besar, Manchester United akan memberikan kompensasi sekitar 10 hingga 16 juta euro kepada Sporting CP untuk melepaskan Ruben Amorim dari kontraknya di klub asal Portugal tersebut.
Yang pasti, siapapun pelatih baru Manchester United nanti, apakah itu Ruben Amorim atau bahkan Ruud van Nistelrooy, ada 4 hal yang harus dihindari dalam perjalanan Man United selanjutnya. Empat hal ini merupakan catatan buruk yang terjadi di era kepelatihan Erik ten Hag yang membuat pelatih asal Belanda tersebut dipecat.
Berikut ini 4 hal yang membuat Erik ten Hag dipecat dan menjadi tolok ukur untuk pelatih baru Manchester United nanti:
1. Terlalu Banyak Mengalami Kekalahan
Mengapa Erik ten Hag dipecat, salah satu jawaban yang sederhana adalah banyaknya pertandingan Manchester United di Liga Inggris yang berakhir dengan kekalahan.
Dari total 85 pertandingan Liga Inggris bersama Erik ten Hag, Manchester United mengalami 27 kekalahan.
Dengan data tersebut, persentase kekalahannya mencapai 31,8 persen dan itu merupakan terburuk kedua yang pernah terjadi dari semua pencapaian pelatih Tim Setan Merah.
Erik ten Hag di posisi kedua sebagai pelatih Man United dengan persentase kekalahan di bawah David Moyes yang mencapai 32,4 persen. Bahkan, David Moyes ketika itu hanya 34 laga.
Jika melihat detail dari kekalahan tersebut, ada sejumlah kekalahan dengan skor yang sangat telak. Ya, dari 27 kekalahan di Liga Inggris, Man United pernah takluk 0-3 di kandang dari Bournemouth pada Desember lalu.
Manchester united juga takluk 0-4 dalam laga tandang lawan Crystal Palace pada Mei lalu. Bahkan, kekalahan paling telak dialami Man United menghadapi rival mereka, Liverpool, digulung 0-7 dalam tandang di Anfield.
Karena itu, pelatih baru Manchester United tentu saja harus memperbaiki statistik tersebut.
Meminimalkan persentase kekalahan serta menghindar dari kekalahan telak menjadi yang harus diperhatikan.
2. Awal 2024-2025 yang Mengkhawatirkan
Erik ten Hag selalu menyatakan bahwa Manchester United sebagai tim yang berkembang, “Tidak dapat mengharapkan tim ini selalu meraih kemenangan dalam setiap pertandingan,” kata Erik ten Hag.
Pernyataan yang tentu saja sudah sering terdengar di telinga fans Tim Setan Merah. Ini adalah musim kedua Erik ten Hag. Dengan demikian, harusnya sudah ada perkembangan yang lebih baik.
Namun, yang terlihat justru sebaliknya. Manchester United tetap mengawali musim ini dengan langkah awal yang buruk.
Dalam 9 laga awal pada 2024-2025, Manchester United hanya meraih 11 poin dari kemungkinan 27 poin.
Dalam sejarah Manchester United, hanya ada satu start terburuk yaitu pada 2019-2020 ketika tim ini hanya meraih 10 poin dari 9 pertandingan awal Liga Inggris.
Pelatih baru Manchester United nanti harus dengan cepat membuat permainan Manchester United “klik”, tidak perlu waktu lama untuk take-off.
3. Di Posisi Ke-8 sepanjang 2024
Jika ukurannya adalah satu tahun kalender (2024), Manchester United jauh di belakang para klub-klub besar Liga Inggris.
Sejak 1 Januari hingga kekalahan dari West Ham United pada pekan lalu, Manchester United telah memainkan 27 laga di Liga Inggris.
Ironisnya, dari jumlah tersebut, Bruno Fernandes dan kawan-kawan hanya mampu meraih 11 kemenangan dan mengalami 9 kekalahan. Mereka hanya meraih 40 poin sepanjang kalender 2024 ini berjalan.
Bandingkan dengan Arsenal contohnya yang sepanjang 2024 ini dengan 27 laga, The Gunners meraih 21 kemenangan dan hanya mengalami 2 kekalahan. Poin Arsenal mencapai 67 hanya di tahun 2024 ini.
Manchester United di posisi ke-8 dalam klasemen di tahun 2024. Manchester City di posisi pertama dengan 75 poin, lalu Arsenal, Liverpool di posisi ketiga dengan 62 poin.
Chelsea di peringkat ke-4 dengan 52 poin, Aston Villa peringkat ke-5 dengan 44 poin, dan Newcastle United di posisi ke-6 dengan 43 poin, serta Tottenham Hotspur di posisi ke-7 dengan 43 poin.
Karena itu, tahun 2024 ini terlihat bahwa Manchester United jauh tertinggal dari para tim-tim besar bahkan dari Aston Villa dan Newcastle United.
4. Kekalahan karena Gol Menit Terakhir
Dalam era kepelatihan Sir Alex Ferguson, Manchester United dikenal sebagai tim yang mampu membuat kejutan di menit-menit akhir pertandingan.
Final Liga Champions 1998-1999 lawan Bayern Munchen salah satu contoh bagaimana Manchester United memiliki karakter yang memberikan laga-laga dramatis, yang membuat fans merasakan emosi kemenangan yang tidak terkirakan.
Laga bersejarah tersebut seperti diketahui, dari tertinggal 0-1, Manchester United kemudian membalikkan kedudukan menjadi menang 2-1. Pada musim itu pula, Manchester United berhasil meraih treble (tiga gelar dalam satu musim).
Kini, di era kepelatihan Erik ten Hag, semua itu justru terbalik. Manchester United justru banyak mengalami kekalahan karena gol-gol menit terakhir.
Dari 27 kekalahan Manchester United di Liga Inggris bersama Erik ten Hag, ada 7 kekalahan di mana klub lawan meraih kemenangan karena gol menit terakhir yang mereka ciptakan.
Mengembalikan kembali karakteristik Manchester United yang pantang menyerah serta menghadirkan gol-gol di menit terakhir untuk meraih kemenangan akan membuat pelatih baru nanti disukai fans. (Rakha Alkarimi).
satu Respon