IBL Memulai Valuasi Klub, Ukur Perkembangan Strategi Usaha

Yan Daulaka

22/02/2025

Penampilan ciamik Norbertas Giga saat memperkuat Prawira Bandung di IBL GoPay 2025. (Foto @ibl)

JAKARTA, G-SPORTS.ID – Indonesian Basketball Leaque (IBL) telah 22 tahun berjalan dan di musim tahun 2025 ini, 14 klub peserta rata-rata telah berusia 17 tahun dan bahkan ada yang sudah berusia lebih dari 50 tahun. Sudah saatnya, liga bola basket tertinggi di tanah air serta para klub peserta berpikir landasan bukan hanya sebuah kompetisi semata tetapi mengukur sebuah industri yang memiliki potensi besar ke depan.

Dan pada tanggal 18 Februari lalu, IBL telah melakukan sosialisasi kepada seluruh klub peserta mengenai metode rancangan ke depan. Setiap klub juga diberikan kesempatan untuk meninjau lebih dalam agae dapat memberikan informasi kepada IBL. Jika terdapat variable lainnya untuk dapat diperhitungkan.

Formulasi perhitungan valuasi IBL ini mempertimbangkan beberapa faktor. Yang pertama, seberapa besar nilai konversi atas jumlah fanbase yang dimiliki setiap Klub. Semakin tinggi atau besar jumlah fans tersebut tentunya akan juga mempengaruhi nilai variable tersebut. Kedua, ikatan (kontrak) pemain aktif yang dimiliki oleh Klub yang dinilai sebagai sebuah asset klub yang penting.

Ketiga, variable antara usia klub dengan perolehan prestasi, seperti memiliki sejarah juara, rekor memasuki babak playoff juga digunakan sebagai variable/parameter seberapa tinggi nilai sebuah klub tersebut. Keempat, asset tangible yang dapat disertakan sebagai sebuah bagian dari kepemilikan klub tersebut juga dapat diperhitungkan sebagai variable tetap.

Keempat hal diatas, diformulasikan menjadi sebuah nilai. Sehingga dapat ditentukan Klub dengan nilai valuasi tertinggi hingga terendah untuk suatu periode tertentu.

“Valuasi klub IBL kali ini merupakan tahap awal pengukuran dan menilai hasil upaya para Klub peserta yang kedepan dapat menjadi sebuah standar dalam melakukan langkah-langkah usaha masing-masing. Hal ini juga penting bagi klub untuk memahami posisi mereka selain ukuran performa di dalam lapangan pertandingan,” kata Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah .

Penilaian tersebut akan berguna untuk merencanakan strategi usaha kedepan yang lebih efektif baik jangka menengah dan jangka panjang. Valuasi tersebut diharapkan membantu klub dalam mengelola keuangan secara lebih baik, memaksimalkan pengelolaan fan base, efektifitas dalam melakukan ikatan kepada para pemain serta mengukur hasil atas apa yang diperoleh dalam mengarungi musim kompetisi setiap tahunnya.

“IBL bukan hanya sekadar kompetisi di lapangan. Dibalik layar terdapat ‘persaingan’ usaha yang kompleks dengan berbagai aspek seperti pemasaran, fans. penjualan tiket, merchandise, sponsorship dan hak siar,” jelas Junas.

Potensi ekonomi yang dihasilkan perlu semakin besar dari tahun ketahun sehingga menjadi daya tarik masyarakat luas. Tentu saja ada tantangan dan beberapa klub masih menghadapi berbagai hambatan.

“Namun, dengan adanya perhitungan valuasi ini sebagai tolak ukur, IBL  juga akan berfungsi memberikan panduan, sekaligus sebagai mitra kepada seluruh Klub peserta untuk mampu berinovasi dan memanfaatkan potensi pasar yang ada,” tegas Junas.

Rencana langkah ini sudah dipersiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya ketika rancangan format Home & Away dicanangkan. Juga merupakan salah satu langkah turunan dari kemitraan IBL bersama B-League untuk bagaimana semua memiliki benchmark yang tepat untuk suatu Klub dapat berkembang dengan arah yang lebih tepat kedepan.

Setelah tanggal 7 Maret mendatang, akhir atas perhitungan valuasi seluruh klub akan diumumkan berupa besaran nilai serta peringkat 1 sampai 14 seluruh klub peserta IBL.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Berita Terkait