BANGKALAN, G-SPORTS.ID – PSS Sleman boleh saja menang telak 3-0 atas Madura United FC di Stadion Gelora Bangkalan, Madura pada pekan ke-34 BRI Liga 1 2024/25, Sabtu (24/5/2025) kemarin.
Hanya saja memang 4 kemenangan beruntun yang didapat tak bisa menyelamatkan PSS dari jeratan degradasi ke Liga 2 musim depan.
Tambahan 3 poin membuat PSS mengoleksi 34 poin dan tetap finish di peringkat ke-16 alias batas akhir zona merah.
Adalah kemenangan 2-0 Semen Padang FC atas Arema FC di Malang di waktu yang bersamaan menjadi sumber kegagalan PSS karena akhirnya sang kompetitor mencatat 36 poin.
“Ini bukan hanya sekadar jalannya pertandingan, melainkan hari yang sangat menyedihkan bagi PSS Sleman, suporter, pemain, dan pelatih. Banyak kemajuan yang sudah terjadi di musim ini namun hal tersebut tidaklah cukup dan sangat menyesakan,” kata pelatih kepala PSS Sleman, Pieter Huistra.
“Saya tahu klub ini sangat berarti bagi banyak masyarakat dan suporter sangat loyal dengan hadir begitu banyak ketika laga kandang. Kesedihan yang tidak terhitung, klub ini harus terdegradasi, dan wajib kembali melakukan tata kelola dan membangun kekuatan kembali,” sambungnya.
Menutup musim kompetisi 2024/25, PSS berhasil meraih kemenangan dari empat laga terakhir. Namun, hal tersebut tidak mampu membuat Laskar Sembada kembali tampil sebagai kontestan Liga 1 musim depan.
Bagi Pieter Huistra, ini menjadi momen yang menyedihkan bagi seluruh keluarga besar PSS Sleman.
“Sebuah peristiwa kesedihan yang mendalam. Secara pribadi saya memohon maaf kepada siapa saja yang mendukung PSS Sleman. Dengan segala potensi yang ada di klub ini, saya meyakini pada suatu saat nanti PSS memberikan kontribusi besar bagi sepak bola Indonesia. Itulah menjadi alasan kuat saya memutuskan datang ke PSS Sleman,” dia menambahkan.
“Saat ini saya dalam situasi yang berat dalam hati dan pikiran. Saatnya kembali bangkit, mohon maaf saya tidak bisa berbicara banyak untuk hal ini,” pungkasnya.