La Liga Tertinggi dalam Nilai Pasar Pemain Akademi di Eropa

Administrator

29/10/2025

Fermin Lopez salah satu contoh pemain La Liga, yang mendapatkan tempat di tim senior Barcelona setelah melalui tim muda Blaugrana. (Foto: La Liga Contenhub/G-Sports.id).
Fermin Lopez salah satu contoh pemain La Liga, yang mendapatkan tempat di tim senior Barcelona setelah melalui tim muda Blaugrana. (Foto: La Liga Contenhub/G-Sports.id).

MADRID, G-SPORTS.ID – La Liga contoh kompetisi yang sukses dalam mencetak pemain bertalenta, mengembangkan, dan menjadikan pemain muda memiliki nilai atau value yang tinggi dalam nilai pasar di Eropa.

Dari laporan analisis terbaru La Liga, yang diterima G-Sports.id pada Rabu (29/10/2025), kompetisi ini mencatat prestasi yang sangat bagus dalam aspek pengembangan pemain muda, dalam hal ini pemain dari akademi dari klub-klub Liga Spanyol pada 2025/2026.

Para pemain muda hasil binaan akademi klub-klub La Liga memiliki nilai pasar total mencapai 1,460 juta euro (sekitar Rp28,3 triliun).

Jumlah tersebut menempatkan La Liga sebagai kompetisi dengan nilai pasar pemain muda tertinggi di Eropa. La Liga di posisi pertama, melebihi Liga Inggris (Premier League) yang nilai pasar pemain akademinya total 1,070 juta euro, Liga Jerman atau Bundesliga di angka 960 juta euro.

Di posisi keempat ada Liga Italia (Serie A), 890 juta euro. Sedangkan Ligue 1 (Prancis) di posisi kelima dengan 760 juta euro.

Tapi, bukan hanya membuat para pemain akademi memiliki nilai atau value yang tinggi, La Liga dengan para peserta klubnya juga menjadi kompetisi yang paling banyak memberikan menit bermain kepada pemain binaannya, yaitu 19,8 persen sepanjang musim 2024/2025.

Dengan persentase yang tinggi dalam memberikan kesempatan pemain akademi tampil di tim seniornya, kompetis sepak bola Spanyol ini juga memimpin dalam aspek ini.

BACA JUGA: Menang di El Clasico, Xabi Alonso Menyamai Rekor Zinedine Zidane

Dalam dua aspek tersebut, yaitu pembibitan pemain muda serta memberikan ruang atau kesempatan kepada mereka, menegaskan bahwa akademi muda merupakan pilar strategis La Liga.

Wajar jika kemudian La Liga menjadi acuan global dalam pengembangan talenta sepak bola.

Sejumlah liga, klub, dan federasi dari berbagai negara seperti Irak, Tiongkok, serta wilayah Amerika Latin, telah menjalin kerja sama untuk bertukar pengetahuan dan mendapatkan konsultasi dalam pengembangan sepak bola.

Selain memberikan kekuatan bagi sepak bola Spanyol dengan lahirnya para generasi baru bertalenta, pencapaian ini juga memberikan keuntungan dari sisi ekonomi.

Pada jendela transfer musim panas 2025 lalu contohnya, klub-klub Spanyol mencatat rekor pendapatan sebesar €289 juta dari transaksi pemain lokal. Itui merupakan pencapaian historis yang menegaskan keberhasilan strategi tersebut.

Dalam laporan tersebut terungkap bahwa lima tahun terakhir, proporsi pendapatan dari transfer pemain binaan akademi La Liga meningkat dari 27 persen menjadi 45 persen, jauh di atas liga-liga besar lainnya (Bundesliga 31%, Serie A 28%, Ligue 1 26%, Premier League 22%).

Yang menarik, trend ini bersifat menyeluruh, bahkan tanpa menghitung Real Madrid dan FC Barcelona, angka tersebut hanya turun sedikit menjadi 43 persen.

Fakta tersebut menunjukkan kekuatan struktur pengembangan pemain di seluruh level klub La Liga di mana peran klub menengah juga menjadi kunci.

Meski melepas sejumlah pemain muda dari akademi, peningkatan pendapatan tersebut tidak berdampak negatif terhadap kemampuan mempertahankan talenta.

Pasalnya, selain memiliki nilai ekonomi tinggi, La Liga juga menjadi liga yang paling banyak memberikan kesempatan bermain bagi pemain akademi, dengan 19,8 persen menit bermain di musim 2024/25, jauh di atas Ligue 1 (13,5%), Bundesliga (7%), Premier League atau Liga Inggris (6,4%), dan Serie A atau Liga Italia (5,5%).

BACA JUGA: La Liga Raih Penghargaan di World Football Summit 2025

Angka-angka ini menegaskan bahwa sepak bola Spanyol merupakan lingkungan yang paling baik dalam mengintegrasikan talenta lokal, menggabungkan prestasi olahraga dan keberlanjutan ekonomi.

“Data ini menegaskan kepemimpinan La Liga dalam sepak bola akar rumput global: investasi pada pembinaan pemain muda memberikan hasil nyata, baik dari sisi olahraga maupun ekonomi. Akademi muda adalah aset strategis bagi klub kami sekaligus ciri khas sepak bola Spanyol,” kata Kepala Departemen Proyek Sepak Bola La Liga, Juan Florit.

Menurut Juan Florit, kuncinya adalah bahwa Spanyol melatih lebih baik, mempertahankan lebih banyak, dan menjual dengan nilai lebih tinggi, semuanya secara berkelanjutan.

“Tujuan kami kini adalah memperkuat dan memperluas model ini, serta terus berbagi pengetahuan dengan entitas sepak bola internasional yang ingin mengembangkan sepak bola akar rumput yang lebih kompetitif di seluruh dunia,” ujar Juan Florit lagi.

Sistem kompetisi di Spanyol juga memungkinkan pemain muda mengumpulkan pengalaman sejak dini, sehingga mereka dapat mencapai level profesional dengan hingga 500 pertandingan resmi di kategori usia lebih rendah.

Spanyol juga dikenal memiliki pelatih dengan standar tinggi, mulai dari level akar rumput hingga profesional, yang menjadi faktor penting dalam kesuksesan ini.

Hasilnya, dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 2014-2024, Spanyol mencatatkan jumlah gelar internasional terbanyak di semua kategori (16 juara dan 14 posisi runner-up), diikuti Jerman (11 dan 6) serta Prancis (6 dan 5). Spanyol juga meraih 4 dari 5 Kopa Trophies terakhir serta Ballon d’Or pria dan wanita dalam beberapa tahun terakhir.

Pendorong utama keberhasilan ini adalah komitmen klub-klub Spanyol terhadap model pembinaan berkelanjutan.

Semua itu juga didukung oleh penyesuaian regulasi ekonomi yang mempermudah registrasi pemain muda.

Rujukan Internasional

Keberhasilan ini membuat La Liga menjadi rujukan internasional bagi sejumlah klub, kompetisi, dan federasi Eropa, Asia, hingga Amerika.

Mereka meminta layanan konsultasi dan pelatihan khusus dari kompetis ini.

La Liga telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan CFL (liga profesional) dan CFA (federasi nasional) yang mencakup pertukaran pengetahuan, pelatihan bagi direktur akademi dan pelatih, serta penunjukan Presiden La Liga, Javier Tebas, sebagai penasihat internasional pertama CFL.

Selanjutnya, La Liga akan terus mendorong program pelatihan komprehensif, pengembangan dan pencarian talenta, pelatihan pelatih, serta proyek konsultasi internasional, dengan tujuan mengekspor praktik terbaik dan memperkuat keberlanjutan sepak bola global. (Irfan Sudrajat/G-Sports.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Berita Terkait

PSF Academy