Keunikan Stadion VIJ, Situs dalam Sejarah Persija

Administrator

30/11/2025

Stadion VIJ pada Jumat (28/11/2025) yang menjadi cikal bakal Persija, dengan ilustrasi gambar Mohammad Hoesni Thamrin di salah satu dindingnya. (Foto-Foto: Irfan Sudrajat/G-Sports.id).
Stadion VIJ pada Jumat (28/11/2025) yang menjadi cikal bakal Persija, dengan ilustrasi gambar Mohammad Hoesni Thamrin di salah satu dindingnya. (Foto-Foto: Irfan Sudrajat/G-Sports.id).

JAKARTA, G-SPORTS.ID – VIJ atau Voetbalbond Indonesische Jacatra adalah cikal bakal Persija.

Inilah nama awal dari Persija, Tim Macan Kemayoran yang dua hari lalu atau Jumat (28/11/2025) genap berusia 97 tahun.

Nama VIJ kemudian melekat pada stadion yang berada di Jalan Biak, Jakarta Utara ini.

Orang-orang kemudian lebih sering menyebutnya dengan Stadion VIJ, bukan Stadion Petojo.

Di masa silam, sebelum berdiri tribune, tempat ini disebut dengan Lapangan Kebon Singkong.

Atau juga lapangan Laan Trivelli, nama yang merujuk kepada Huize Trivelli, sebuah keluarga yang terkenal di zaman kolonial.

Sebutan lainnya di masa silam itu adalah Pulo Piun. Dan, memang ada nama Jalan Pulo Piun yang bersebelahan dengan Jalan Biak.

Demikianlah, satu nama bisa menguak atau membawa ke nama lainnya. VIJ adalah sebuah sejarah yang memiliki periodisasi yang luas.

Menyusuri sejarah VIJ dari sisi toponimi (sejarah asal usul nama tempat) tidak hanya sebatas Jalan Biak atau Pulo Piun melainkan bisa terkait dengan wilayah Tanah Abang, Roxy, Cideng, misalnya.

Wajar jika kemudian saat G-Sports.id mengunjungi VIJ, stadion ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan pertokoan. Karena memang demikianlah asal VIJ, sebuah klub yang lahir dari para pemain pribumi.

BACA JUGA: Hasil Persija vs PSIM: Menang 2-0, Macan Kemayoran Beri Kado Indah di Hari Ulang Tahun

Tidak perlu terkejut, jangan pula membayangkan Stadion VIJ adalah stadion yang proper di segala bagian atau sudutnya.

Berada di tribune Stadion VIJ dapat melongok ke belakang dari tembok bangunan ini rumah-rumah penduduk di Jalan Biak. Sementara sejauh mata memandang akan terlihat tembok-tembok rumah dengan jendela-jendela belakangnya.

Tribune Stadion VIJ yang di belakangnya berbatasan dengan perumahan warga Jakarta, menjadi sisi unik tersendiri. (Foto: G-Sports.id).
Tribune Stadion VIJ yang di belakangnya berbatasan dengan perumahan warga Jakarta, menjadi sisi unik tersendiri. (Foto: G-Sports.id).

Ini adalah stadion yang unik karena hanya berbatasan dengan gang (jalan kecil) antara rumah warga dengan stadion.

Dari jalan utama Jalan Biak jika dari arah Tanah Abang, letak stadion ini ada di sebelah kiri.

Namun, dari jalan utama Jalan Biak, tidak akan terlihat Stadion VIJ. Perlu masuk sedikit lebih ke dalam untuk sampai kepada halaman depan stadion ini.

Tempat parkir pun seadanya. Di sore pada Jumat itu, lapangan tengah digunakan SSB Bimba AIUEO Jakarta. Nama yang tidak asing sepertinya. Ya, SSB Bimba adalah juara Piala Soeratin 2025 di kelompok umur U-15.

Dari sudut ini, fakta bahwa Stadion VIJ memiliki value. Stadion yang memberikan ruang bagi para generasi muda Tanah Air dalam dunia olahraga sepak bola.

Jadi, terlalu naif jika melihat Stadion VIJ dari mata telanjang.

Perlu masuk “ke dalam” yang ternyata dapat menambah pemahaman bahwa stadion ini begitu sederhana dari kulitnya namun punya bobot yang sangat kuat di isinya.

Stadion VIJ adalah stadion yang digunakan oleh klub VIJ yang berdiri pada 1928.

Salah satu sudut Stadion VIJ, stadion pertama Persija Jakarta di masa lampau. (Foto: G-Sports.id).
Salah satu sudut Stadion VIJ, stadion pertama Persija Jakarta di masa lampau. (Foto: G-Sports.id).

Klub VIJ dibentuk sebagai tempat berkumpul pesepak bola pribumi guna bersaing dengan Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB).

NIVB adalah perkumpulan sepak bola khusus orang Belanda di Jakarta yang berdiri sejak 1918.

Jadi, sudah dapat ditebak arahnya bahwa Persija adalah tim yang memiliki ruh perjuangan masyarakat pribumi yang mencoba untuk menyaingi tim kolonial ketika itu.

Di balik sejarah stadion VIJ, ada nama tokoh Pergerakan Nasional, Mohammad Hoesni (M.H.) Thamrin.

Mohammad Hoesni Thamrin adalah figur penting dalam sejarah lahirnya VIJ. Sudah banyak literatur atau rujukan yang membahas peran dari M.H Thamrin terkait sejarah VIJ.

Di masa-masa ketika kata inlander (pribumi atau anak bangsa) masih digunakan, M.H Thamrin menjadi tokoh pejuang yang mencoba mengangkat harkat martabat mereka.

Dapat ditempatkan bahwa inlander adalah golongan kasta ketiga, terendah, di bawah golongan orang Eropa dan orang Timur asing yang ada di Indonesia saat itu.

Wajar jika pada masa itu pula (1920-an), terjadi diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk di dunia olahraga yaitu sepak bola.

Pada dasarnya, naluri Hoesni Thamrin adalah naluri seorang pejuang. Dia adalah diplomat, anggota Volksraad (seperti anggota Dewan Rakyat).

Tribune Stadion VIJ atau yang juga bernama Stadion Petojo. (Foto: G-Sports.id)
Tribune Stadion VIJ atau yang juga bernama Stadion Petojo. (Foto: G-Sports.id)

Dari sanalah Hoesni Thamrin memperjuangkan hak-hak anak bangsa. Salah satunya melalui sepak bola.

Diskriminasi ini pun sampai kepada adanya larangan dari pihak kolonial bagi para anak bangsa menggunakan stadion kepunyaan golongan Eropa.

VIJ pun kerap kesulitan bertanding karena tidak memiliki lapangan. Sebenarnya, di zaman dulu tentu banyak tanah lapang.

Namun, yang diinginkan Hoesni Thamrin dan para pendiri VIJ lainnya adalah lapangan yang bagus (ukuran saat itu) yang benar-benar bisa digunakan untuk bermain.

Kesulitan ini menjadi laporan dari pengurus VIJ ketika itu kepada Hoesni Thamrin.

Hoesni Thamrin yang berjulukan “Macan Volksraad” menurut sejarah menyumbangkan uang sekitar 2000 gulden.

Uang tersebut kemudian digunakan untuk memagari lahan yang kini disebut dengan Stadion VIJ.

Nama itu juga dikenal dengan Laan Trivelli atau juga pada zaman itu dikenal dengan Stadion Pulo Piun dan lebih sering disebut dengan Stadion VIJ.

Berdirinya stadion ini memang tidak terlepas dari nama VIJ, cikal bakal dari Persija Jakarta.

VIJ menyabet empat gelar dalam kompetisi perserikatan di stadion ini yaitu pada 1931, 1933, 1934, dan 1938.

Dari Bernama Voetbalbond Boemipoetera (VBB) pada 1928, menjadi Voetbal Indonesia Jacatra (VIJ) pada 1929 dan pada 1942 sebagai Persidja.

Stadion VIJ terletak di dalam Jalan Biak, dengan batas rumah-rumah warga, pertokoan, atau kantor. (Foto: G-Sports.id).
Stadion VIJ terletak di dalam Jalan Biak, dengan batas rumah-rumah warga, pertokoan, atau kantor. (Foto: G-Sports.id).

Dari leteratur pula, ada foto lama ketika Hoesni Thamrin tengah beristirahat bersama Otto Iskandardinata setelah bermain sepak bola.

Kedua tokoh ini pada masa itu bersahabat dan sama-sama menyukai sepak bola.

Otto Iskandardinata kelahiran Bandung sedangkan MH Thamrin asli Betawi.

Otto memiliki julukan Si Jalak Harupat dan nama ini kemudian menjadi nama stadion yang digunakan Persib Bandung.

Sejarah persahabatan keduanya bisa menjadi contoh bahwa tidak seharusnya persaingan yang keras terjadi di antara fans Persija dan Persib, apalagi sampai menimbulkan korban.

Mohammad Hoesni Thamrin adalah pahlawan nasional yang ada di balik perjalanan sejarah Persija.

Sebuah graffiti di salah satu tembok Stadion VIJ memperlihatkan sosok Hoesni Thamrin dengan kalimat pengingat tentang Jakarta, tentang kepemimpinan, dan tentang perjuangan tentunya.

Untuk membayangkan Stadion VIJ menjadi stadion yang wah, tentu membutuhkan perubahan yang tidak kecil. Akan banyak proses yang bukan tidak mungkin menggeser atau mengusik topografi sosial yang berada di wilayah ini.

BACA JUGA: Profil Gustavo Franca, “Bang Jampang” Persija dari Brasil

Dan, itu tentu tidak sejalan dengan keinginan luhur perjuangan dari Hoesni Thamrin yang berbasis kepada hati rakyat kecil. Yang perlu dilakukan adalah maintenance karena di sini lahir para generasi penerus bangsa.

Untuk saat ini, Stadion VIJ yang di bawah Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat, masih sebagai pengingat tentang munculnya sebuah lapangan yang menjadi stadion dari klub Bernama VIJ yang kini bernama Persija.

Stadion VIJ adalah situs sejarah berdirinya Persija. Stadion unik yang berada jauh di dalam Jakarta yang menjadi kebanggaan serta menjadi tempat rezeki masyarakat sekitar.

Persija kini telah menjadi klub besar. Klub yang pada 97 tahun silam lahir untuk memperjuangkan hak anak bangsa di dunia sepak bola.

Stadion VIJ memang tidak masuk dalam situs sejarah Jakarta, namun tidak semua sejarah harus dituliskan dalam sebuah surat resmi.

Stadion VIJ ada di hati publik Jakarta, khususnya fans Persija. Sebagai situs sejarah, ada yang harus dijaga bersama tentunya.

Menjaga kebersihan, menghindari vandalisme, patuhi praturan dari pengurus stadion, dan hormati lingkungan sekitar.

Memanfaatkan teknologi untuk edukasi dan promosi tentang Stadion VIJ juga menjadi bagian dari pelestarian sejarah lapangan sepak bola ini.

Demikianlah, di usia Persija yang ke-97, melihat kembali dan menjaga warisan masa lalu untuk menatap masa depan adalah kado yang indah. (Irfan Sudrajat/G-Sports.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Berita Terkait

PSF Academy