MALANG, G-SPORTS.ID – Kontingen Indonesia pada tahun 1992 untuk pertamakalinya dalam sejarah keikutsertaannya merasakan emas pertama olimpiade. Bahkan sukses membawa pulang dua medali emas lewat cabor bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992
Lewat mewdali emas tunggal putra yang disabet Alan Budikusuma (Alexander Alan Budikusuma Wiratama). Bersama tunggal putri Susi Susanti (Lucia Francisca “Susi” Susanti Haditono) juga meraih medali emas.
Namun di balik itu semua, catatan G-Sports.id, ada perjuangan tak ringan yang dilakukan oleh federasi bulutangkis dunia era 1970an. Ketika masih bernama IBF atau International Badminton Federation (1934-2006). Meski sekadar ingin memperkenalkan bulutangkis di mata International Olympic Committee (IOC).
Setelah sekian lama sejak 1970, IBF mengajukan additional sports proposal sekaligus menanti “approved” dari IOC. Lewat proses panjang sidang-sidang IOC sekaligus mendapat pertesetujuan dari Olympic Programme Commission (OPC) dan Executive Board (EB).
Bulutangkis Demonstration Sports di Olimpiade Munich 1972.
Akhirnya IBF dan 11 negara pengusung, termasuk Indonesia sebagai motor penggeraknya. Mendapat lampu hijau dari IOC, cabor bulutangkis mendapat kesempatkan emas manggung di Olimpiade Munich 1972, 26 Agustus-11 September 1972.
Sebagai demonstration sports bersama water skiing, bulutangkis dilangsungkan di Volleyballhallehttps Munich, Jerman. Mempertandingkan empat nomor, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran, serta minus ganda putri.
Digelar di tiga lapangan venue berkapasitas 3.680 tempat duduk. Diluar 21 cabor resmi olimpiade yang diikuti 121 negara tersebut. Menariknya, bulutangkis digelar selama satu hari, Senin, 04 September 1972. Babak main-draw dimulai pukul 10.00 pagi hingga tuntas. Berlanjut babak semifinal pukul 15.00 dan final pada pukul 20.00.
Diikuti 25 Pemain dari 11 Negara
Bulutangkis diikuti 25 pemain, yakni 17 putra dan 8 putri dari 11 negara undangan. Sesuai peringkat akhir delapan besar (perempatfinalis) pada turnamen satu-satunya saat itu. Yakni All England Badminton Championships 1972, 23-26 Maret 1972.
Tunggal putra diikuti seeded pertama atau unggulan utama, Rudy Hartono Kurniawan (Indonesia). Disusul Wolfgang Bochow (Jerman Barat), Svend Andersen Pri (Denmark), dan Sture Johnsson (Swedia). Kemudian Suresh Goel (India), Bandid Jaiyen (Thailand), Tan Aik Mong (Malaysia), dan Jamie Paulson (Kanada)
Ganda putra, unggulan pertama Ade Chandra/Christian Hadinata (Indonesia), lalu Willi Braun/Roland Maywald (Jerman Barat), Ng Boon Bee/Punch Gunalan (Malaysia), dan Elliot Clarke Stuart/Derek Talbot (Inggris Raya). Disusul Wolfgang Bochow (Jerman Barat)/Jamie Paulson (Kanada), Ippei Kojima (Jepang)/Suresh Goel (India), dan Tan Aik Mong (Malaysia)/Bandid Jaiyen (Thailand).
Tunggal putri seeded uatma, Noriko Nakayama (Jepang), Hiroe Yuki (Jepang), dan Utami Dewi Kurniawan (Indonesia), serta Gillian Gilks (Inggris Raya). Berikutnya Brigitte Gertrud Steden (Jerman Barat), Eva Twedberg (Swedia), Joke van Beusekom (Belanda), dan Ulla Strand (Denmark) .
Ganda campuran dipimpin unggula pertama, Derek Talbot/Gillian Gilks (Inggris Raya). Disusul Christian Hadinata/Utami Dewi Kurniawan (Indonesia), Svend Andersen Pri/Ulla Strand (Denmark), dan Roland Maywald/Brigitte Gertrud Steden (Jerman Barat) .
Juga Sture Johnsson/Eva Twedberg (Swedia), Elliot Clarke Stuart (Inggris Raya)/Joke van Beusekom (Belanda) dan Ippei Kojima/Noriko Nakayama (Jepang). Termasuk Ippei Kojima/Noriko Nakayama (Jepang).
Rudy Hartono Magnet Utama Olimpiade Munich 1972
Diluar dugaan, satu hari penuh penyelenggaraan bulutangkis di Volleyballhallehttps Munich, justru mendatangkan animo tinggi 3.000 orang penonton. Kondisi itu tak lepas dari hadirnya juara lima kali beruntug tunggal putra All England 1958-1972 saat itu Rudy Hartono (Nio Hap Liang). Pemain berusia 23 tahun ketika itu,dinilai IBF sebagai sosok fenomenal perintis jalan mulusnya bulutangkis diakui IOC demonstration sports di Olimpiade Munich 1972.
Bersama juara baru ganda putra All England 1972, Christian Hadinata (22 tahun) yang berduet dengan Ade Chandra (23 tahun). Selain juara tunggal putri All England 1972, Noriko Nakayama (Jepang) dan juara 1969, Hiroe Yuki (Jepang).
Utamanya kiprah sang maestro bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono dan 24 pemain dari 11 negara pilihan IBF. Mampu memberikan prospek cerah bulutangkis masuk olimpiade sebagai cabor resmi memperebutkan medali.
Rudy Hartono dan Christian Hadinata/Ade Chandra Raih Emas
Demonstrasi bulutangkis Olimpiade Munich 1972 mempertandingkan empat nomor, yakni tunggal putra (8 pemain), tunggal putri (8 pemain), ganda putra (7 pasangan), dan ganda campuran juga diikuti 7 pasangan. Minus ganda putri yang tak hadur alias tidak dipertandingkan.
Final tunggal putra asal Indonesia, Rudy Hartono meraih medali emas setelah di final menundukkan seeded ketiga dari Denmark, Svend Pri straight set 15-6 dan 15-1. Indonesia raih medali emas di ganda putra, melalui Ade Chandra/Christian Hadinata di final tundukan unggulan ketiga Ng Boon Bee/Punch Gunalan (Malaysia) 15-4, 2-15, 15-11.
Nomor tunggal putri, emas direbut seeded pertama dari Jepang, Noriko Nakayama pada babak final mengalahkan unggulan ketiga dari Indonesia Utami Dewi 11-5, 11-3. Utami Dewi sendjri merupakan adik kandung Rudy Hartono, dan kini setelah menikah awal 1980-an dengan Chris Kinard, pemain bulutangkis Amerika Serikat berdomisil di Negeri Paman Sam.
Partai final ganda campuran dijuarai seeded pertama Derek Talbot/Gillian Gilks (Inggris Raya) usai menggusur Svend Pri/Ulla Strand (Denmark) 15-6, 18-16. Nomor ini Indonesia meraih medali perunggu lewat duet Christian Hadinata/Utami Dewi bersama pasangan Jerman Barat, Roland Maywald/Brigitte Steden.
Bulutangkis Cabor Resmi di Olimpiade Barcelona 1992
Sejak menjadi demonstration sports di Olimpiade Munich 1972. IBF dan bulutangkis membutuhkan rentang waktu dua dekade atau 20 tahun kemudian.
Menjadi cabor resmi eksibisi di Olimpiade Seoul 1988. Akhirnya benar-benar diakui resmi menjadi cabor yang dipertandingkan dan memperebutkan medali pada Olimpiade Barcelona 1992. Itu seakan menjadi momentum emas bagi 120 pebulutangkis dunia dari 40 negara yang hadir di Barcelona, 28 Juli-4 Agustus 1992.
Kontingen Indonesia sendiri dari cabor bulutangkis di Pavello de la Mar Bella, Barcelona, Catalonia, Spanyol membawa pulang lima medali. Dua emas dari Alan Budikusuma (tunggal putra) dan Susi Susanti (tunggal putri).
Juga dua medali lewat Ardy Bernardus Wiranata (tunggal putra) dan duet ganda putra Eddy Hartono/Rudy Gunawan. Kemudian satu medali perunggu dari tunggal putra atas nama Hermawan Susanto.
Medali Cabor Bulutangkis Olimpiade Munich 1972
Tunggal Putra
1. Rudy Hartono (Indonesia) – medali emas
2. Svend Pri (Denmark) – medali perak
3. Sture Johnsson (Swedia) dan Bandid Jaiyen (Thailand) – medali perunggu
Tunggal Putri
1. Noriko Nakayama (Jepang) – medali emas
2. Utami Dewi (Indonesia) – medali perak
3. Gillian Gilks (Inggris Raya) dan Hiroe Yuki (Jepang) – medali perunggu
Ganda Putra
1. Ade Chandra/Christian Hadinata (Indonesia) – medali emas
2. Ng Boon Bee/Punch Gunalan (Malaysia) – medali perak
3. Elliot Stuart/Derek Talbot (Inggris Raya) dan Willi Braun/Roland Maywald (Jerman Barat) – medali perunggu
Ganda Campuran
1. Derek Talbot/Gillian Gilks (Inggris Raya) – medali emas
2. Svend Pri/Ulla Strand (Denmark) – medali perak
3. Christian Hadinata/Utami Dewi dan Roland Maywald/Brigitte Steden (Jerman Barat) – medali perunggu
Daftar unggulan (seeded)
Tunggal Putra
1. Rudy Hartono Kurniawan (Indonesia)
2. Wolfgang Bochow (Jerman Barat)
3. Svend Andersen Pri (Denmark)
4. Sture Johnsson (Swedia)
5. Suresh Goel (India)
6. Bandid Jaiyen (Thailand)
7. Tan Aik Mong (Malaysia)
8. Jamie Paulson (Kanada)
Tunggal Putri
1. Noriko Nakayama (Jepang)
2. Hiroe Yuki (Jepang)
3. Utami Dewi Kurniawan (Indonesia)
4. Gillian Gilks (Inggris Raya)
5. Brigitte Gertrud Steden (Jerman Barat)
6. Eva Twedberg (Swedia)
7. Joke van Beusekom (Belanda)
8. Ulla Strand (Denmark)
Ganda Putra
1. Ade Chandra/Christian Hadinata (Indonesia)
2. Willi Braun/Roland Maywald (Jerman Barat)
3. Ng Boon Bee/Punch Gunalan (Malaysia)
4. Elliot Clarke Stuart/Derek Talbot (Inggris Raya)
5. Wolfgang Bochow (Jerman Barat)/Jamie Paulson (Kanada)
6. Ippei Kojima (Jepang)/Suresh Goel (India)
7. Tan Aik Mong (Malaysia)/Bandid Jaiyen (Thailand)
Ganda Campuran
1. Derek Talbot/Gillian Gilks (Inggris Raya)
2. Christian Hadinata/Utami Dewi Kurniawan (Indonesia)
3. Svend Andersen Pri/Ulla Strand (Denmark)
4. Roland Maywald/Brigitte Gertrud Steden (Jerman Barat)
5. Sture Johnsson/Eva Twedberg (Swedia)
6. Elliot Clarke Stuart (Inggris Raya)/Joke van Beusekom (Belanda)
7. Ippei Kojima/Noriko Nakayama (Jepang)