JAKARTA, G-SPORTS.ID — Penerapan Video Assistant Referee (VAR) di paruh musim ajang Liga 1 2024/2025 telah menjadi salah satu sorotan dalam dinamika sepak bola nasional.
Sebagai teknologi yang dirancang untuk meningkatkan keadilan dan akurasi keputusan wasit, VAR telah memberikan dampak signifikan, baik dalam meningkatkan kualitas pertandingan maupun memunculkan berbagai diskusi di kalangan pecinta sepak bola.
Hingga paruh musim ini, VAR telah diterapkan dalam 153 pertandingan, dengan total 642 insiden yang diperiksa. Rata-rata, terdapat 4,2 pemeriksaan per pertandingan, menunjukkan tingginya tingkat keterlibatan VAR dalam mendukung keputusan wasit di lapangan.
Dari 66 on-field review (OFR) yang dilakukan, sebanyak 58 keputusan diubah, sementara 8 keputusan tetap tidak berubah. Selain itu, dari 576 pemeriksaan VAR tanpa OFR, sebanyak 556 keputusan dikonfirmasi, dan 20 keputusan diubah berdasarkan fakta-fakta yang ditinjau melalui VAR.
Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Asep Saputra, memberikan pandangannya terkait penerapan VAR di Liga 1 2024/2025. Menurutnya, implementasi teknologi ini menunjukkan komitmen untuk membawa liga ke standar yang lebih tinggi.
“VAR adalah wujud nyata dari upaya kami untuk menciptakan kompetisi yang lebih adil dan transparan. Statistik menunjukkan bahwa teknologi ini telah memberikan dampak signifikan dalam membantu wasit membuat keputusan yang lebih akurat,” ujar Asep Saputra.
Namun, ia juga mengakui bahwa penerapan VAR bukan tanpa tantangan. “Kami memahami bahwa ada kritik terkait waktu yang dihabiskan untuk beberapa pemeriksaan, terutama dalam kasus kartu merah yang membutuhkan waktu rata-rata lebih dari dua menit. Tentu ini menjadi bagian evaluasi kami dan Komite Wasit sehingga terus dilakukan upaya perbaikan agar prosesnya bisa lebih cepat tanpa mengurangi akurasi,” tambahnya.
Salah satu keunggulan utama VAR adalah kemampuannya untuk meminimalkan kesalahan fatal yang dapat memengaruhi hasil pertandingan. Dalam 153 pertandingan paruh musim ini, VAR telah memastikan bahwa keputusan-keputusan krusial seperti gol, penalti, dan kartu merah didasarkan pada bukti visual yang jelas.
Meskipun memiliki banyak manfaat, VAR juga menghadapi sejumlah kritik, terutama terkait waktu pemeriksaan yang dianggap mengganggu alur pertandingan. Rata-rata waktu pemeriksaan 61,9 detik mungkin terlihat singkat, tetapi dalam konteks pertandingan yang intens, ini dapat menjadi momen yang terasa lama bagi pemain dan penonton.
Asep menanggapi kritik ini dengan bijak. “Kami terus berkomunikasi dengan semua pihak, termasuk wasit dan pelatih, untuk memastikan bahwa VAR digunakan secara optimal. Kami juga menerima masukan dari para suporter karena mereka adalah bagian penting dari sepak bola. Fokus kami adalah bagaimana teknologi ini dapat terus berkembang untuk mendukung kompetisi yang lebih baik,” ucapnya lagi.