PT LIB Kecam Keras Rasisme di GBLA Terhadap Alta Ballah

Noval Lutfianto

21/01/2025

PERANGI RASISME : PT LIB tegas menyatakan sikap perangi rasisme di sepak bola Indonesia, menyusul insiden dugaan tindakan rasisme terhadap pemain Dewa United, Alta Ballah, di Stadion GBLA Bandung Jumat (17/01/2025) lalu. (grafis : Menk Karmawan/G-Sports.id)

JAKARTA, G-SPORTS.ID – Operator kompetisi BRI Liga 1 2024/2025, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dengan tegas menyatakan sikap untuk melawan segala bentuk rasisme di sepak bola Indonesia. Menyusul insiden dugaan tindakan rasisme yang dialami pemain Dewa United, Altalariq Erfa Aqsal Ballah.

Dalam laga Dewa United  melawan tuan rumah Persib Bandung, Jumat (17/01/2025) malam lalu, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Putra dari Anthony Jomah Ballah tersebut, mendapat teriakan bertendensi rasisme dari tribun pendukung tim Maung Bandung.

Direktur Operasional LIB, Asep Saputra, menyampaikan keprihatinannya terhadap insiden rasisme tersebut. Dikatakannya, bahwa PT LIB mendukung penuh langkah yang telah diambil manajemen Dewa United melaporkan insiden itu.

“Sepak bola adalah olah raga yang memiliki kekuatan besar untuk menyatukan semua golongan di Indonesia. Tindakan rasisme tidak hanya mencederai nilai-nilai tersebut, tetapi juga melanggar semangat sportivitas yang menjadi dasar utama kompetisi ini,” ujar Asep Saputra.

Laga di kandang Persib Bandung sendiri, dimenangi Dewa United 0-2 lewat gol-gol Alex Martins Ferreira (30’) dan Septian Satria Bagaskara (90′). Ditatap 15.383 orang pendukunn tuan rumah, laga diwasiti Candra (Padang).

Didampingi dua asisten wasit, Eko Haryadi (Jakarta Pusat) dan Sulaiman Simatupang (Padang), dan wasit cadangan Eko Saputra (Padang). Berikut pengawas pertandingan, Nurdin Saleh dan wasit VAR (video assistant referee) Heru Cahyono (Jakarta Pusat) serta asisten wasit VAR (AVAR) Fuad Qohar (Banyuwangi).

“Kami mengapresiasi inisiatif manajemen Dewa United yang langsung berkoordinasi dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) untuk menyikapi kasus ini. LIB siap bekerja sama dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan pelaku tindakan rasisme mendapatkan sanksi yang tegas,” tambah Asep Saputra.

Sebagai operator kompetisi, dikatakan PT LIB berkomitmen untuk terus menciptakan atmosfer pertandingan yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. PT LIB akan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

“Kami akan memperketat pengawasan, memberikan edukasi kepada suporter, serta memperkuat regulasi terkait pelanggaran etika di stadion. Sepak bola Indonesia harus menjadi wadah yang inklusif bagi semua kalangan,” tegasnya.

LIB mengajak seluruh pihak, termasuk klub, pemain, dan suporter, untuk bersama-sama menjaga semangat fair play. Menjadikan sepak bola sebagai alat pemersatu bangsa.

“Insiden ini harus menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Mari kita tunjukkan bahwa sepak bola Indonesia mampu memberikan contoh terbaik dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan,” tutup Asep.

Sementara Presiden Dewa United, Ardian Satya Negara menyayangkan peristiwa rasisme yang menimpa pemainnya Alta Ballah. Dalam pertandingan Liga 1 2024/2025 melawan tuan rumah Persib Bandung (17/01/2025).

“Tentunya kami sangat menyayangkan adanya aksi rasisme yang dilakukan oknum suporter lawan terhadap pemain kami, Alta Ballah. Kita tahu sepak bola adalah olahraga yang mempersatukan semua golongan di negeri ini, namun nyatanya aksi-aksi seperti ini justru terjadi di pertandingan sepak bola,” tandas Ardian Satya Negara.

“Kami pun sudah mengambil langkah dengan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang dalam masalah ini yaitu APPI. Semoga ini menjadi yang terakhir dan sepak bola benar-benar bisa menjadi alat pemersatu di negeri ini,” harapnya. .

Tak kurang, terkait rasisme Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan komitmen “Global Stand Against Racism” dan “Kick Racism Out of Football“. Dalam 74th FIFA Congress 2024, di Bangkok, Thailand, pada tanggal 17 Mei 2024 silam.

“Kita perlu bangkit dan melawan rasisme serta mengalahkan rasisme bersama-sama. Rasisme adalah sesuatu yang mengerikan. Itu adalah momok yang ada di masyarakat kita. Dan juga menyusup ke dalam sepak bola,” tegas Gianni Infantino di depan 211 angghota FIFA Member Associations (MA) saat itu.

“Sudah terlalu lama kita tidak mampu mengatasinya dengan cara yang tepat. Kita harus bangkit dan melawan rasisme. Kita tidak bisa lagi menerima apa yang terjadi di stadion dan lapangan. Kita tidak menginginkan mereka yang masih berperilaku rasis. Mereka harus keluar, mereka tidak harus menjadi bagian dari dari sepak bola.”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Berita Terkait