BANDUNG, G-SPORTS,ID – Liga Basket Indonesia (IBL) tahun ini ternoda menyusul kesalahan kepemimpinan wasit di detik – detik terakhir pertandingan antara Satria Muda melawan Tangerang Hawks Basketball, Rabu (5/3/2025).
Kesalahannya sangat krusial yakni penghitungan keputusan 5 second violation. Sebagai konsekuensi dari kesalahan tersebut, IBL akhirnya menjatuhkan sanksi tegas kepada wasit, Cori Cobha Cobhita, tidak boleh memimpin pertandingan dengan jangka waktu 8 (delapan) pekan di IBL Gopay 2025.
Atas kejadian tersebut, memaksa Direktur IBL, Junas Miradiarsyah, angkat bicara. Namun ia berjanji, tidak sampai mematikan wasit yang melakukan kesalahan.
“Sudah diputuskan karena ada salah satu keputusan wasit yang dinilai kurang tepat. setelah kita evaluasi dan dalami memang terjadi kesalahan dan yang bersangkutan sudah menyampaikan permintaan maaf,” ujarnya disela-sela pertandingan Prawira Bandung melawan RANS di GOR C-tra Arena, Kota Bandung, Minggu malam (9/3/2025).
Menurutnya, pihak IBL sudah menyampaikan bahwa hukuman tersebut bukan menghukum orangnya. Tetapi, atas kelalaiannya. Sehingga, dalam masa skorsing agar wasit yang bersangkutan tetap manjaga kapasitas dan kesiapannya sebagai seorang wasit.
“Saya berharap menjadi pembelajaran bukan bagi yang bersangkutan, tetapi untuk seluruhnya agar mereka bisa mengimprove dan jadi lebih baik. Sanksi itu, boleh dikatakan sebagai efek jera, namun ini buat semua. Terutama pembelajaran, dan keputusan yang kami jangan sampai mematikan wasit itu sendiri dan ke depan bisa kembali lebih baik,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, wasit yang bersangkutan berkewajiban mengikuti improvement program minimal 20 jam, diantaranya berupa: Refreshment/penataran wasit, Individual Empowerment Program dan Self-assesment monitoring dengan menghadiri dan melakukan observasi pertandingan IBL yang secara berkala dilaporkan.
Yang bersangkutan juga berkewajiban melaporkan berkala kepada tim perwasitan IBL atas upaya pemeliharaan kondisi fisik (Physical maintenance) selama periode skors penugasan, seperti KM Cardio dan physycal test sesuai standard yang telah ditetapkan oleh Bidang Perwasitan.
Sebelumnya, Liga sudah menegaskan bahwa akan ada konsekuensi sebagaimana mestinya terkait dengan penugasan wasit berikutnya.
Sanksi terhadap Cori Cobi Cobhita itu sendiri diputuskan pada Jumat ( 7/3/2025) dengan mempertimbangkan performa yang bersangkutan secara keseluruhan dan konsekuensi dari kesalahannya, IBL juga menjatuhkan sanksi yang berupa skorsing penugasan dan program pembinaan kepada Cori Cobha Cobhita.
Secara Keseluruhan sanksi yang dijatuhkan dan syarat yang ditetapkan menjadi suatu kewajiban dan pertimbangan bagi yang bersangkutan sebelum dapat kembali dipertimbangkan oleh tim penugasan untuk kembali aktif.
Skorsing tersebut selain untuk menjadi perhatian bagi seluruh pihak atas ketelitian kedepan dan juga untuk mempersiapkan wasit agar ketika kembali mempimpin dapat mempersiapkan performa yang lebih baik. Demikian ditegaskan dalam rilis yang dilayangkan IBL.
“Tetapi, kita tidak sampai mencabut lisensinya. Sekali lagi bukan ke orangnya, tapi karena kelalaianya dan ke depan lebih berhati-hati. Apabila, lisensi dicabut justru akan mematikan. Kecuali fatal disengaja, ada hal – hal diluar sportifitas baru kita ada dasar untuk memberi sanksi lebih berat,” katanya menegaskan.
Junas memastikan bahwa untuk IBL tahun ini jumlah wasit yang diturunkan lebih banyak dari tahun sebelumnya.
“Untuk jumlah wasit tahun ini melakukan penambahan dibanding tahun lalu. Pada tahun ini Liga melakukan penambahan dimana tahun lalu ada 33 wasit dna tahun ini 45 wasit jadi tidak ada hal yang akan mengurangi ketika kami menjatuhkan sanksi kepada salah satu wasit yang telah melakukan kelalaian,” katanya memaparkan.
Ke depan, Junas berharap, pertandingan demi pertandingan akan semakin bagus, Liga-nya makin seru, hampir semua pertandingan kompetitif sehingga akan terus tumbuh.
“Karena itu, kami berharap, bukan saja Liganya yang bisa tumbuh, tapi industrinya juga industri bisa tumbuh dan penontonnya juga bertumbuh. Tetapi, penontonnya juga harus lebih dewasa terutama dalam menerima hasil pertandingan jadi baik buat kita semua,” kata Junas memungkasi. ***