JAKARTA, G-SPORTS.ID – Tim Elite Pro Academy (EPA) U-20 PSPS Pekanbaru terus mempersiapkan diri untuk bersaing di ajang EPA Liga 2 2025/2026 yang rencananya akan segera bergulir.
Di bawah asuhan pelatih Roffi Sinaryo, tim EPA PSPS Pekanbaru telah mengadakan TC di Persada Sports Facilities, Jakarta Timur yang disediakan manajemen PSF Group sebagai pemilik tim Askar Bertuah ini.
Para pemain berlatih setiap hari mulai pukul 14.00 hingga sore hari. Materi latihannya terdiri dari latihan fisik, teknik, game, dan lain-lain.
Mereka tampak bersemangat dan antusias mengikuti setiap instruksi dari pelatih mereka.
Tim ini sendiri merupakan hasil dari tahapan sejumlah seleksi yang ketat yang telah dilakukan PSPS Pekanbaru sesuai arahan owner PSPS Pekanbaru, Gede Widiade yang merupakan chairman PSF Group.
PSF Group memang memiliki passion dalam sepak bola usia muda yang dikenal dengan PSF Academy dengan sejumlah kategori usia.
Dengan memiliki fasilitas yang lengkap, seperti lapangan yang berstandar internasional contohnya, PSF Group memberikan kesempatan dan membantu para pemain muda berbakat di Indonesia untuk berkembang menjadi profesional.
Para pemain dari PSF Academy inilah salah satu yang menjadi cikal bakal terbentuknya tim EPA u-20 PSPS Pekanbaru yang disatukan dengan para pemain hasil seleksi di Pekanbaru beberapa bulan lalu.
Selain dari akademi dan seleksi, Tim EPA PSPS Pekanbaru ini juga dibentuk dari talent scouting yang semuanya juga dalam pantauan Direktur Teknik PSF Academy, Ibnu Grahan.
“Ya, mereka merupakan tim yang akan kami persiapkan untuk tampil di ajang EPA 2025/2026,” kata Ibnu Grahan menjelaskan kepada G-Sports.id, Jumat (3/10/2025) ini.
Pembentukan tim ini dilakukan dengan sejumlah proses yang ketat lewat seleksi yang dilakukan di Pekanbaru, lalu pemain terbaik dari PSF Academy, dan dari talent scouting.
Sejak Selasa (30/9/2025) lalu, tim EPA PSPS Pekanbaru berlatih di Persada Sports Facilities dan akan berlanjut dengan latih tanding.
“Mereka (pemain) punya potensi semuanya. Awal pembentukan, dari Pak Gede Widiade selaku owner beliau mengharuskan saya mengakomodir anak-anak dari akademi,” kata Roffi Sinaryo, saat dijumpai G-Sports.id.
“Karena mereka yang kita bina dari kecil, bagaimana telah kita kembangkan di fase usia penampilan ini, mereka kita utamakan selain seleksi putra daerah Pekanbaru dua bulan lalu,” dia menambahkan.
BACA JUGA: PSF Academy Cilacap Runner-up Soedirman Youth Camphionship 2025
Banyak peminat yang mengikuti proses seleksi tersebut. Dari seleksi inilah kemudian awalnya terjaring 13 anak yang diberangkatkan ke Jakarta untuk kembali mengikuti proses seleksi.
“Setelah itu, seleksi berjalan dan tersisa delapan anak. Jadi, tinggal delapan anak dari putra daerah Pekanbaru Riau. Lalu ditambah dengan binaan hasil talent scouting dari Piala Soeratin tahun 2024.”
“Waktu itu tim akademi kita Batavia juara 1, kita juga memantau beberapa pemain,” kata Roffi Sinaryo lagi.
Ada sekitar sembilan anak hasil dari talent scouting yang kini ada di tim EPA PSPS Pekanbaru seperti Jenico Riski yang berasal dari Riau dan Putra Arafi dari Sumatera Barat.
Sejalan dengan kompetisi EPA, tim EPA PSPS Pekanbaru pun akan diarahkan menjadi barisan pemain yang siap jika dibutuhkan untuk bermain di tim senior.
“Yang utama adalah bagaimana mereka bisa berkembang menjadi pemain profesional, bisa menopang tim seniornya nanti,” kata Roffi Sinaryo, menjelaskan.

Tim EPA PSPS Pekanbaru memang dibentuk sebagai persiapan bersaing di kompetisi EPA Liga 2 2025/2026.
Seperti diketahui, PSSI dalam hal ini Liga Indonesia Baru sebagai operator liga, mewajibkan setiap klub peserta Liga 2 untuk memiliki tim EPA yang akan tampil di EPA Super League 2025/2026.
Dengan demikian, PSPS Pekanbaru yang tim seniornya tampil di Liga 2 (Championship) 2025/2026 wajib menyertakan tim EPA untuk ikut tampil di EPA U-20 2025/2026.
Tim ini sendiri merupakan hasil dari tahapan sejumlah seleksi yang ketat yang telah dilakukan PSPS Pekanbaru sejak dua tiga bulan lalu setelah pengumuman terkait EPA 2025/2026 bagi tim-tim yang tampil di Liga 2.
Semua klub peserta yang tampil di Liga 2 pun juga mempersiapkan tim EPA mereka setelah pengumuman PT Liga Indonesia Baru tersebut.
“Semua adalah binaan kita hasil dari talent scouting ketika Pioala Soeratin, dan selebihnya adalah pemain akademi kami sendiri, akademi PSF yang sehari-harinya berlatih di lapangan Pancoran,” kata pelatih yang juga menangani Batavia FC U-17 ini.
“Mereka punya potensi, kami pantau mereka dari setiap event yang mereka ikuti, lalu kami gabung latihan di tim sekarang ini, sambil kita menunggu regulasi diselenggarakannya EPA 2025/2026.”
Dalam kesempatan ini pula, Roffi Sinaryo menekankan peran penting dari owner PSPS Pekanbaru, Gede Widiade.
“Kalau kepedulian Pak Gede Widiade terhadap anak-anak usia muda di sepak bola tidak perlu diomong lagi,” kata Roffi Sinaryo, yang memang sudah lama bersama Gede Widiade sejak pemilik PSF Group itu di Persebaya.
BACA JUGA: Tim EPA Hadiri Syukuran Pembangunan Lapangan Padel Persada
Figur Gede Widiade dalam sepak bola memang memiliki jejak yang positif seperti suksesnya membawa Persija juara Liga Indonesia 2018 silam.
Gede Widiade juga sebelumnya sempat menjadi manajer Timnas U-23 Indonesia pada 2015 silam selain menyelamatkan sejumlah klub seperti Bhayangkara FC, Persiba Balikpapan, atau Mojokerto Putra.
Kini, Gede Widiade berupaya membangkitkan kembali PSPS Pekanbaru, tim yang juga memiliki tradisi panjang dalam sepak bola Indonesia.
“Pak Gede Widiade sangat peduli dan sampai saat ini masih eksis mengurus bola. Kepeduliannya luar biasa, seribu satu mungkin menurut saya cari orang yang memiliki loyalitas untuk di bola dan tanpa ada kepentingan apapun,” dia menegaskan.

Pentingnya Pemain Menjaga Sikap
Dalam proses membentuk tim EPA PSPS Pekanbaru ini, ada sejumlah hal penting yang harus diperhatikan oleh para pemain.
Menjadi pemain sepak bola bukan hanya tentang memiliki kemampuan yang bagus melainkan juga bagaimana sikap mereka, yang akan memengaruhi pola hidup menjadi pemain profesional nanti.
“Yang penting satu yaitu attitude, supaya mereka punya mental yang bagus baik itu di luar lapangan maupun di dalam lapangan,” kata Roffi Sinaryo.
“Memiliki attitude yang bagus berkaitan dengan bagaimana mereka mengatur pola hidup, itu yang terpenting. Karena kita harus kontrol mereka di usia seperti ini. Mereka menuju fase penampilan, usia 18+.”
Dengan bekal sikap yang baik dalam kehidupan keseharian mereka, para pemain masa depan ini dapat menjadi pemain profesional yang akan menjadi mata pencaharian mereka.
“Waktunya mereka nanti bisa berkarier untuk mencari nafkah di professional kalau mereka mau, itu yang saya katakan kepada mereka, sehingga mereka antusias punya semangat yang tinggi dalam berlatih.”
BACA JUGA: PSPS Berburu Tim Pelatih Baru
Program Latihan
Terkait proses pembentukan tim ini, dimulai sejak awal Juni lalu dengan memantau dan menyeleksi anak-anak akademi PSF, lalu di bulan berikutnya yaitu Juli adalah adaptasi training untuk anak-anak akademi.
Pada Agustus sudah intensif melatih pemain dengan mendapatkan tambahan pemain hasil seleksi di Pekanbaru, lalu mendapatkan tambahan dari pemain akademi yang kemudian dilebur, dan kita mulai training camp (TC) untuk anak-anak Pekanbaru, dan TC berjalan untuk anak-anak Jakarta mulai pertengahan Agustus.
“Jadi utamanya, di awal-awal adalah fokus di kondisi fisik. Saya di fase persiapan lebih banyak 70 persen di fisik, selebihnya 30 persen di teknik dan taktik,” kata Roffi Sinaryo.
“Sedangkan untuk saat ini, saya masuk menjelang persiapan prakompetisi ini, saya 50-50 untuk fisik dan kondisioning, dan 50 persennya memasuki taktik dan teknik dalam bermain. Sehingga nanti mereka punya filosofi bermain,” dia menegaskan. (Irfan Sudrajat/G-Sports.id)