IBL dan Blackmores Indonesia Gelar Coaching Clinic di Bandung

Arief NK

06/11/2025

TIGA pemain Satria Muda Bandung tengah memberikan materi Coaching Clinic, Healt & Hoops IBL dan Blackmores Indonesia kepada anak - anak di GOR C-tra Arena, Bandung, Rabu (5/11/2025). (Foto: Arief K/G-SPORTS.ID)
TIGA pemain Satria Muda Bandung tengah memberikan materi Coaching Clinic, Healt &Hoops IBL dan Blackmores Indonesia kepada anak - anak di GOR C-tra Arena, Bandung, Rabu (5/11/2025). (Foto: Arief K/G-SPORTS.ID)

BANDUNG, G-SPORTS.ID –  Puluhan anak-anak usia 8-10 tahun Kota Bandung semarakan Healt & Hopps Clinic yang diselenggarakan Indonesiaan Basketball League (IBL) bersama Blackmores Indonesia di GOR C-tra Arena, Kota Bandung, Rabu (5/11/2025).

Health & Hoops Clinic merupakan bakti IBL sebagai bagian dari program untuk menyemarakan dua bulan menjelang digelarnya kompetisi basket profesional pada  Januari 2026, mendatang.

Dipandu tiga punggawa Satria Muda Bandung, Juan Laurent , Karl Gloria dan Abdurachman,
Healt & Hoops Clinic adalah sebuah program Coaching Clinic dengan harapan, anak-anak yang mengikuti program tersebut menjadi bagian dari IBL di masa mendatang.

Secara keseluruhan, Coaching Clinic yang diberikan Trio Satria Muda Bandung, itu meliputi teknik dasar permainan bola basket.

Sudah barang tentu, selain menyenangkan, anak-anak baik perempuan maupun laki-laki yang ikut serta dalam program tersebut juga mendapat ilmu.

Apalagi, ketiga pemain Satria Muda tersebut cukup simple dalam memberikan berbagai materi sehingga mudah dipahami. Ada materi bagaimana cara melakukan dribble, shooting form sampai jump shooting. Coaching Clinic itu pun berakhir pada sesi game.

“Secara dasar saya kagum oleh anak-anak di Bandung. Mereka sudah memiliki teknis dasar yang baik, tinggal kita bagaimana cara mengarahkannya. Dalam Coaching Clinic ini kami berikan dasar-dasarnya, dan mereka langsung memahami ketika dipraktekan, buat kami sangat senang karena bisa memberikan ilmu kepada anak-anak usia dini karena mereka adalah generus kita-kita,” kata Juan Laurent, salah seorang pemain Satria Muda yang didaulat menjadi pemandu.

Juan pun berpesan kepada mereka yang baru saja dibekali ilmu-ilmu untuk menjadi pebasket profesiona.

“Pesan saya hanya satu, tetap semangat untuk mereka dan semoga salah satu atau bahkan lebih ada yang menembus terus hingga menjadi pemain tim nasional dan yang lebih penting lagi mereka bisa menjadi generasi penerus perbasketan di Indonesia,” ujarnya memungkasi.

Kegiatan Off-Season
Pada kesempatan yang sama, Direktur IBL, Junar Miradiarsyah mengatakan, program tersebut sangat jelas esensinya yang akan berdampak langsung kepada grassroots basket Indonesia.

“Jadi, kami berharap jebolan dari program coaching clinic ini dapat bermain di IBL pada masa depan,” kata Junas yang hadir langsung jalannya Coaching Clinic ke GOR C-tra Arena.

Selain itu, Junas menambahkan, Coaching Clinic tersebut bisa berdampak kepada seluruh lapisan yang lebih luas yaitu, grassroots.

“Jadi, off-season ini kami giatkan dengan kegiatan seperti itu dengan tujuan membantu grasroots, harapan kami jelas dari sekian anak-anak yang telah mendapatkan ilmu dari para pebasket Satria Muda, itu termotivasi sampai menjadi pemain di IBL kelak,” ujarnya menambahkan lagi.

Kota Bandung menjadi kota terakhir yang dikunjungi IBL dan Blackmores Indonesia dengan program yang sama. Sebelumnya, kata Junas, program serupa telah berlangsung di enam kota lainnya di Tanah Air.

“Antara IBL dengan Blackmores memiliki kesamaan visi yaitu fokus membantu pembinaan anak-anak di olahraga basket. Agenda ini rutin dan kita rencanakan tahun depan terus bertambah apalagi dari tahun ke tahun penggemar basket makin banyk. Pada tahun ini (2025) coaching clinic telah berlangsung di tujuh kota baik di Medan, Jakarta termasuk dini Bandung,” katanya menjelaskan.

IBL 2026
Sementara itu, penyelenggaraan IBL sendiri Junas menegaskan dalam empat musim terakhir juara terus berganti-ganti. Itu artinya, hal yang positif dalam artian bagus karena dalam sejarahnya belum pernah terjadi.

“Jadi, selama itu IBL semakin kompetitif, selain ukuran juara secara pertandingan semakin mendekat satu sama lain,ini harus kita manaj supaya setiap tim itu ada harapan, harapan bisa berkompetisi, bisa bersaing, kemudian play-off dan menjadi juara,” kata Junas memaparkan.

Menurutnya, hal itu bisa berjalan jika ada penyesuaian regulasi. Sebab, jika regulasi berubah bukan semata-mata faktor subyektif.

“Tidak serta merta ini musim baru, nggak, kita melihat apa yang kita sesuaikan supaya para peserta itu bisa punya daya kompetitif setiap tahun,” ujarnya menegaskan.

Junas menilai, IBL merupakan tahap berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan batch marking yang artinya harus berkaca dari luar.

“Kita partnership dengan Jepang, apa yang dilakukan disana kita lihat apakah cocok mungkin dilakukan di kita, kita coba adaptasim baik dari regulasi sampai infrastrukturnya, kita masuk ke tahun ketiga masih banyak fasilitas yang perlu perbaikan,” katanya memaparkan lagi.

Junas menegaskan, regulasi IBL musim 2026 khususnya pemain asing telah ditentukan sebanyak tiga orang atau tiga pemain internasional. Sedangkan, untuk pemain naturalisasi dan heritage, katanya melanjutkan, tetap bisa main.

“Itu dalam kelompok tiga itu, jadi bukannya ada pelarangan, bukan aturan tiga pemain bisa bermain, dan lainnya untuk lokal,” kata Junas seraya menegaskan IBL musim depan akan ditabuh pada 10 Januari 2026. ***

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

Berita Terkait

PSF Academy