JAKARTA, G-SPORTS.ID – Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid menyampaikan, strategi menyelenggarakan Piala Dunia Panjat Tebing 2023 di Indonesia bertujuan melahirkan atlet panjat tebing Indonesia sebanyak-banyaknya.
“Hasil ini adalah strategi kita yang berbuah manis, karena kita menyelenggarakan kejuaraan dunia kita bawa ke Indonesia ini, salah satunya adalah agar secara maksimal bisa menciptakan sebanyak mungkin atlet Indonesia,” kata Yenny usai mendampingi Menpora Dito mengalungkan medali kepada pemenang di Lot Enam Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (07/05/2023) malam.
“Atlet pelatnas dan non pelatnas bisa bergabung kita fasilitasi. Siapapun atletnya yang berhasil meraih medali emas bagi kita tetap sebuah kebahagiaan dan ini juga menunjukkan bahwa atlet Indonesia rata kemampuanya, mereka sudah sangat bagus sekali,” tambahnya.
Menurutnya, banyak kejutan-kejutan yang dihasilkan dari setiap kejuaraan. Yang tak diunggulkan justru memberikan hasil yang terbaik.
“Tentu banyak kejutan-kejutan dalam kejuaraan seperti ini, atlet yang tidak kita unggulkan justru malah meraih medali emas, sementara juara-juara dunia yang selama ini selalu menghiasi podium ternyata gagal, bahkan untuk masuk semi final,” urainya.
Atlet putra panjat tebing Indonesia, Nursamsa Raharjati tampil sebagai yang tercepat usai tampil di babak final Piala Dunia Panjat Tebing 2023 atau IFSC World Cup 2023 (International Federation of Sport Climbing).
“Melihat talenta dari Jati ini luar biasa sekali, sebisa mungkin harus kita pupuk kita masukkan pelatnas agar lebih bisa berkembang lagi,” pungkas Yenny Wahid.
Nursamsa Raharjati mengalahkan rivalnya asal China, Xinshang Wang untuk menjadi yang tercepat di sektor speed. Ia mencatatkan waktu 5,11 detik, Wang mencatatkan waktu 5,14 detik, sementara podium tiga diraih wakil dari Indonesia lainnya yakni Katibin Kiromal yang membukukan waktu 6,34 detik.
Untuk sektor speed putri, Indonesia juga meloloskan wakilnya yakni Desak Made Rita Kusuma Dewi yang harus puas dengan runner up atau juara kedua dengan membukukan waktu 6,52 detik pada babak final ini.
Juara pertama dan tiga di sektor putri ini diraih kontingen asal Polandia, masing-masing yakni Aleksandra Miroslaw yang mencatatkan waktu 6,43 detik dan Aleksandra Kalucka (6,64 detik). (ben)
Sementara, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo, merasa senang dan berharap hasil baik di Piala Dunia Panjat Tebing 2023 membuka peluang besar berprestasi di ajang Olimpiade Paris 2024.
Dengan hasil bagus ini, Menpora Dito merasa senang dan bangga. Ia menilai cabang olahraga panjat tebing memiliki peluang besar di Olimpiade 2024 mendatang.
“Nampaknya wall climbing menjadi salah satu cabor yang kita sangat harapkan. Secara statistik dan track recordnya menunjukkan bahwa untuk even dunia memang kita unggul. Jadi, semoga di Olimpiade 2024 kita diberi keberkahan dan keberuntungan,” kata Menpora Dito.
“Alhamdulillah kita sebagai tuan rumah mendapatkan emas dan perunggu dari atlet putra. Untuk putri, Desak naik peringkat dari hasil di Korea perunggu sekarang perak ini bagus,” tambah Menpora Dito.
Menpora Dito menyampaikan, pemerintah melalui Kemenpora selalu mendukung kejuaraan-kejuaraan dunia digelar di Indonesia seperti IFSC Climbing World Cup di Jakarta yang digelar 6-7 Mei ini.
Piala Dunia Panjat Tebing 2023 seri Jakarta ini merupakan seri ketiga setelah di seri sebelumnya tahun ini digelar di Hachioji, Jepang pada 21-23 April dan Seoul, Korea Selatan pada 28-30 April.
Tercatar 24 negara yang berpartisipasi dengan total atlet sebanyak 120 yang mengikuti kejuaraan dunia ini. sebagai tuan rumah seri ketiga, Indonesia mengirimkan 22 atletnya yang terdiri dari 12 atlet putra dan 10 atlet putri. Nomor yang dipertandingkan di kejuaraan dunia panjat tebing edisi tahun ini di Jakarta hanya satu nomor, yaitu speed. (ben)
Daftar juara Piala Dunia Panjat Tebing 2023 di Jakarta:
Putra :
1. Nursamsa Raharjati (Indonesia), waktu (5.11)
2. Wang Xinshang (China), waktu (5.14)
3. Katibin Kiromal (Indonesia), waktu (6.34)
Putri :
1. Aleksandra Miroslaw (Polandia), waktu (6.43 detik)
2. Made Rita Kusuma Dewi Desak (Indonesia), waktu (6.52 detik)
3. Aleksandra Kalucka (Polandia), waktu (6.64 deik)