MALANG, G-SPORTS.ID Apa khabar head coach legendaris, Paul Anthony Cumming?. Sejak terjadinya Tragedi Kanjuruhan pada tanggal 1 Oktober 2022 silam, dia tak lagi terlihat atau hadir langsung di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, menyaksikan laga home Arema FC.
Saya alhamdulillah baik-baik saja dan sehat-sehat. Meski tak terlalu bisa leluasa beraktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya, tutur pria kelahiran London, 12 Agustus 1947, seperti yang diteruskan oleh sang istri, Dwi Rahmatus Salviati, kepada g-sports,id via sambungan telepon.
Paul sendiri pasca menjalani operasi kanker kulit basalioma pada Agustus 2013 silam dan terkena stroke ringan. Meski mampu merngenali lawan bicara, dan berkomunkasi lewat gerak bibir dan tangan. Namun urusan memperjelas kalimat ucapannya, harus diterjemahan oleh sang istri yang asli Malang, Dwi Rahmatus.
Syukur Alhamdulillah, kami baru saja pulang dari sholat Ied hari ini (Sabtu, 22 April 2023,red) di dekat tempat tinggal kami di Poncokusumo, Malang. Bapak Alhamdulillah sehat-sehat saja dan kami berdua merayakan Lebaran tahun 2023 ini (Idul Fitri 2023,red), imbuh Dwi Rahmatus, pensiunan guru pada SMA Negeri 9 Kota Malang tersebut.
Sejak tak lagi melatih tahu 2005 silam, Paul Cumming memutuskan tinggal dan menyepi bersama sang istri di rumah mereka. Di Dusun Drigu RT 002/RW 011, desa Poncokusumo, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang.
Masih seputar kawasan lereng gugusan gunung Semeru, Tengger, Bromo di ketinggian 2.000 meter. Berjarak 45 km arah timur Kota Malang yang bertemperatur sejuk 15-20 derajat celsius itu.
Bahagia sekali, di masa tua ini alhamdulillah diberi Allah SWT kebersamaan. Termasuk mengikuti sholat Ied tahun 2023 ini. Bapak sedih tak bisa lagi datang ke Stadion Kanjuruhan sejak tragedi itu (Tragedi Kanjuruhan,red). Beliau bahagia sekali bisa melihat langsung pertandingan dan mendengar yel-yel suporter di stadion, tuturDwi Rahmatus yang dinikahi Paul Cumming tahun 1986 silam itu.
Sekalipun kondisi fisik Bapak tak segesit dulu, tapi beliau masih aktif mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia dan internasional. Meski itu lewat TV dan media digital laptop atau smartphone. Apalagi kalau melihat live TV Timnas Indonesia, Liga 1, dan terutama klub idolanya Liverpool. Bapak selalu optimis sepak bola dan Timnas Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan dunia kelak. .
Sosok Paul Cumming boleh jadi menjadi salah satu peletak dasar sepak bola modern di Indonesia. Selain Wiel Coerver asal Belanda (1975-1976). Sederet tim pernah dia tukangi di Tanah Air, Persiraja Banda Aceh (1980-1981), IM Galatama Jakarta (1981-1984), Perseman Manokwari (1984-1985 dan 2001-2003), serta PSBL Bandar Lampung (1995-1998).