MALANG, G-SPORTS.ID Awan kelabu memayungi Malang Raya, Selasa tanggal 19 September 2023 pukul 06.30 WIB. Salah seorang tokoh sepak bola dan pelatih legendaris di Tanah Air, Paul Anthony Cumming berpulang ke Sang Pencipta, Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Biasa disapa Coach Paul, pelatih kelahiran Shrewsbury, Shropshire, West Midlands (London), 12 Agustus 1947 tersebut, telah menetap di Indonesia sejak tahun 1979 hingga akhir hayatnya. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di pangkuan sang istri, Dra. Dwi Rahmatus Salviati.
Beliau wafat meninggalkan banyak kenangan bagi kami keluarga dan tentu bagi dunia sepak bola di Indonesia. Separuh lebih usianya sejak tahun 1979, beliau menetap di Indonesia. Karena beliau sangat mencintai Indonesia, tak pernah pulang ke negara asalnya, Inggris, ujar sang istri, Dwi Rahmatus Salviati.
Kami atas nama keluarga, memohon maaf atas khilaf beliau semasa hidup. Mohon doanya untuk beliau, wafat dalam keadaan husnul khotimah, diampuni segala kesalahan, serta diterima segala amal ibadah di sisi Allah SWT..
Menerap di Dusun rigu, desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Di di ketinggian 1500 meter yang diapit lereng Gunung Semeru dan Gunung Bromo. Menjadi kediaman sang pelatih legendaris itu, di kawasan berjarak 45 km timur kota Malang yang bertemperatur 15-20 derajat Celsius itu.
Di sebuah rumah sederhana seluas 400 meter persegi dikitari lahan perkebunan apel, jeruk dan sayuran seluas 600 meter persegi miliknya. Bersama sang istri, seorang pensiunan guru biologi SMAN 9 kota Malang yang dinikahinya tahun 1986 silam.
Coach Paul sendiri memiliki riwayat sakit kanker kulit basalioma dan penyakit spondylosis karena usia menua. Setelah pulih, aktivtas Coach Paul harus dilakukan sembari duduk di atas kursi roda pasca terserang stroke.
Sosok Paul Cumming boleh jadi menjadi salah satu peletak dasar sepak bola modern di tanah air, selain Wiel Coerver asal Belanda (1975-1976).
Bersama Ebes Sugiyono, mantan Walikota Malang era 1973-1983 dan Wakil Gubernur Irian Jaya ketika itu (1983-1987), sukses membawa Perseman Manokwari menjadi juara Divisi 1Perserikatan 1984 dan runner up Divisi Utama Perserikatan Nasional 1985.
Ebes Sugiyono pun menjadi ayah angkat bagi pemilik lisensi kepelatihan A (FA) Worcerster College London (1968) dan A UEFA (1977) itu.
Sejak memperoleh status WNI tanggal 10 November 1985 silam, dia memutuskan menetap di Malang. Tepatnya di Dusun Drigu RT 002/RW 011, desa Poncokusumo, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang.
Bahkan sejak tahun 1979 tinggal di Indonesia hingga tutup usia, Paul Cumming tidak pernah pulang ke Inggris. Domisili mendiang kedua orangtuannya, Christine Longdon (ibu) dan Gordon Cumming (ayah). Termasuk sang kakak, Erika Cumming dan adik Rosalined Cumming.
Selamat jalan, Coach, Paul Anthony Cumming. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Karir Kepelatihan
PS. Tantular Bululawang Malang (2005-2012)
Persewon Wondama Papua (2008-2009)
Tim PON Papua Barat (2008)
Tim Putri Teluk Wondama Papa Barat (2008)
PSBL Bandar Lampung (2004-2005)
Perseman Manokwari (2001-2003)
PSBL Bandar Lampung (1995-1998)
Persenab Nabire (1989)
Persiss Sorong U-17 (1988)
Perseman Manokwari (1984-1986)
Tim PON Irian Jaya (1984-1985)
IM Galatama Jakarta (1981-1984)
Persiraja Banda Aceh (1980-1981)
Ramtha Jordan FC Jordania (1978-1980)
Abahani Ltd Dhaka Bangladesh (1977-1978)
Amid FC Iran (1975-1977)
Shoewsburry Town Inggris (1972-1975)
MEMORI : Paul Anthony Cumming bersama Ebes Sugiyono, mantan Walikota Malang dan Wakil Gubernur Irian Jaya ketika itu (1983-1987), saat sukses membawa Perseman Manokwari runner up Divisi Utama Perserikatan Nasional 1985. (foto : Dok. Paul Anthony Cumming)